PENEMBAKAN DI PARIS

Hollande: Penyanderaan di Toko Kosher Anti-Semit

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jan 2015 03:04 WIB
Presiden Perancis Francois Hollande mengkonfirmasikan bahwa penyanderaan di toko Kosher bermotivasi anti-semit dan mendesak warga negara itu untuk bersatu
Presiden Francois Hollande menyebut serangan di toko Kosher merupakan aksi anti-semit, dan meminta warga Perancis menjaga persatuan. (Reuters/Philippe Wojazer)
Paris, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Francois Hollande mengkonfirmasi bahwa pembunuhan empat orang sandera di swalayan kosher, Paris timur, merupakan ‘serangan anti semitis’.

“Kejadian itu memang aksi anti-semitis,” kata Hollande merujuk pada penyanderaan di daerah Vincennes, Paris timur.

Dalam pidato di televisi Hollande, yang didampingi perdana menteri, berterima kasih atas kerja polisi dan semua pihak yang ikut dalam operasi keamanan terbesar Perancis di dalam wilayahnya dalam beberapa dekade ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Polisi berhasil menyelamatkan sandera dan menetralisir teroris. Kami telah meningkatkan perlindungan di tempat-tempat umum untuk menjamin kita bisa hidup dalam damain,” katanya.

“Kita harus memperlihatkan tekad menentang semua aksi yang bisa memecah belah bangsa. Kita harus tegas terhadap rasisme dan anti-semitis,” kata Hollande.

“Persatuan adalah senjata terbaik kita,” tegas Hollande.

Presiden Perancis ini mengatakan banyak pemimpin dunia yang menyampaikan rasa solidaritas dengan Perancis dan akan berkunjung secara langsung pada Minggu (12/1)

“Saya meminta seluruh warga Perancis untuk bersatu pada hari Minggu untuk memperlihatkan nilai demokrasi, kebebasan dan pluralisme.

Pernyataan Hollande ini mengkonfirmasi wawancara televisi BFM, Perancis, dengan Amedy Coulibaly ketika dia masih menyandera orang di dalam toko itu yang mengatakan dia menyandera 16 orang dan telah membunuh empat sandera.

Dia mengatakan mensasar toko kosher itu karena "ini toko Yahudi".

Stasiun televisi ini juga mewawancarai Cherif Kouachi, salah satu penembak di Charlie Hebdo, ketika masih bersembunyi di percetakan pada Jumat (9/1) yang mengatakan dia, kakaknya Said dan Coulibaly ditugaskan oleh kelompok al Qaidah di Yaman.

Sementara itu Presiden Barack Obama mengatakan terus berhubungan dengan pemerintah Perancis dan berharap ancaman keamanan jangka pendek di negara itu kini telah selesai.

"Kami berharap ancaman keamanan jangka pendek ini sudah berakhir [tetapi] pemerintah Perancis harus tetap waspada, situasinya masih cair," ujar Obama dalam pidato di Tennessee.

Presiden Obama juga mengeluarkan pernyataan lebih luas mengenai arti serangan ini bagi AS dan Perancis di masa depan.

"Perancis adalah sekutu tertua kami, saya ingin meyakinkan warga Perancis bahwa Amerika Serikat bersama anda hari ini, akan berada di sisi anda besok," katanya.

Seorang perempuan yang diduga rekan penembak di Charlie Hebdo dan penyandera di toko Kosher Paris masih belum tertangkap.

Polisi menyebarkan foto Hayat Boumeddiene yang diduga terlibat penembakan seorang polwan pada Kamis (9/1) bersama Amedy Coulibaly yang tewas ketika polisi menyerbut toko Kosher untuk membebaskan sandera.

Polisi mengatakan Boumeddiene berbahaya dan membawa senjata.

Sumber-sumber polisi menyebutkan Coulibaly melakukan aksi penyanderaan di toko ini setelah terjadi tembak menembak dengan polisi. Dia dilaporkan membawa dua senjata.

Sementara itu, dua tersangka pelaku penembakan di kantor Charlie Hebdo tewas ketika polisi menyerbu gedung percetakan di kota kecil Dammartin-en-Goele yang menjadi tempat persembunyian keduanya.

Polisi melakukan serangan yang hampir bersamaan dalam upaya menyelesaikan dua pengepungan ini, yaitu di toko Kosher Paris dan percetakan di Dammartin-en-Goele.

Empat sandera dilaporkan tewas ketika polisi menyerbu toko Kosher.

Ini merupakan operasi besar-besaran yang belum pernah terjadi di Perancis sebelumnya dalam upaya mengatasi ancaman dalam negeri terburuk di negara itu dalam beberapa dekade terakhir.

Kouachi Bersaudara Tewas

Para pejabat mengatakan bahwa Cherif Kouachi dan kakaknya Said, tetwas ketika pasukan anti-teroris bergerak menyerbut tempat percetakan di kota yang terletak di sebelah timur laut Paris.
Anggota pasukan anti-terorisme Perancis memulai serangan ke gedung percetakan tempat Kouachi bersaudara bersembunyi setelah penembak ditempakan di atap. (Reuters/Eric Gaillard)
Sandera dalam tempat percetakan ini dilaporkan selamat.

Tembakan senjata otomatis terdengar, diikuti dengan suara ledakan kemudian sunyi senyap sementara terlihat asap mengepul ke duara dari atap percetakan itu.

Di tengah kabut tebal, satu helikopter mendarat di atas atap yang menandai operasi telah berakhir.

Satu sumber di pemerintah Perancis mengatakan kedua kakak beradik ini berusaha melarikan diri dengan melepas tembakan ke arah polisi sebelum ditembak mati.

Beberapa menit kemudian polisi menyerbu ke satu toko swalayan Yahudi atau Kosher di Paris Timur.

Sumber-sumber di serikat kepolisian mengatakan empat sandera tewas bersama dengan penyandera yang diyakini memiliki hubungan dengan kelompok Islamis yang sama seperti Kouachi bersaudara.

Sandera Berlarian

Rekaman gambar media di swalayan kosher Hyper Cacher memperlihatkan puluhan polisi bersenjata lengkap mengepung dua pinti masuk.

Serangan dimulai dengan tembakan dan satu ledakan besar di pintu dan tidak lama kemudian para sandera berlarian keluar.

Foto Reuters yang digambil dari jarak jauh memperlihatkan seorang pria yang menggendong anak kecil dengan mimik ketakutan dibawa masuk ke satu ambulans oleh polisi.

Sementara banyak orang dibawa dengan tandu.

Pemerintah Perancis mengerahkan hampir 90 ribu petugas keamanan sejak serangan di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo, yang sejak lama selalu menimbulkan kontroversi dengan mengejek Islam dan agama lain.
Ledakan di toko kosher yang menjadi tempat aksi penyanderaan oleh medy Coulibaly yang mengaku dikirim oleh al-Qaidah Yamn. (BFMTV/via Reuters TV)
Kouachi bersaudara merupakan tersangka utama serangan yang dilakukan oleh dua orang bertopeng dimana 12 orang tewas.

Diantara korban tewas adalah sejumlah kartunis satire paling berbakat Perancis dan dua orang polisi.

Sumber-sumber di badan keamanan menyebutkan bahwa kedua kakak beradik keturunan Aljazair tetapi dilahirkan di Perancis ini sebelumnya berada dalam pengawasan dan masuk ke dalam daftar “tidak boleh terbang” milik Eropa dan Amerika Serikat.

Insiden dengan kekerasan ini menimbulkan pertanyaan terhadap pengawasan kelompok radikal, politik ekstrim kanan, agama dan sensor di negara yang kesulitan mengintegrasikan sebagian dari lima juta penduduk Muslimnya. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER