PENEMBAKAN DI PARIS

Tiga Tersangka Penembakan di Paris Tewas, Satu Buron

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jan 2015 02:04 WIB
Tiga tersangka Islamis yang menembak di kantor Charlie Hebdo dan seorang polwan tewas dalam operasi penyerbuan polisi Perancis, sementara satu masih buron.
Operasi dimulai ketika polisi bersiap di atap percetakan tempat persembunyian Kouachi bersaudara dan diakhiri ketika helikopter mendarat.(Eric Gaillard)
Paris, CNN Indonesia -- Seorang perempuan yang diduga rekan penembak di Charlie Hebdo dan penyandera di toko Kosher Paris masih belum tertangkap.

Polisi menyebarkan foto Hayat Boumeddiene yang diduga terlibat penembakan seorang polwan pada Kamis (9/1) bersama Amedy Coulibaly yang tewas ketika polisi menyerbut toko Kosher untuk membebaskan sandera.

Polisi mengatakan Boumeddiene berbahaya dan membawa senjata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber-sumber polisi menyebutkan Coulibaly melakukan aksi penyanderaan di toko ini setelah terjadi tembak menembak dengan polisi. Dia dilaporkan membawa dua senjata.

Sementara itu, dua tersangka pelaku penembakan di kantor Charlie Hebdo tewas ketika polisi menyerbu gedung percetakan di kota kecil Dammartin-en-Goele yang menjadi tempat persembunyian keduanya.

Polisi melakukan serangan yang hampir bersamaan dalam upaya menyelesaikan dua pengepungan ini, yaitu di toko Kosher Paris dan percetakan di Dammartin-en-Goele.

Empat sandera dilaporkan tewas ketika polisi menyerbu toko Kosher.

Ini merupakan operasi besar-besaran yang belum pernah terjadi di Perancis sebelumnya dalam upaya mengatasi ancaman dalam negeri terburuk di negara itu dalam beberapa dekade terakhir.

Kouachi Bersaudara Tewas

Para pejabat mengatakan bahwa Cherif Kouachi dan kakaknya Said, tetwas ketika pasukan anti-teroris bergerak menyerbut tempat percetakan di kota yang terletak di sebelah timur laut Paris.

Sandera dalam tempat percetakan ini dilaporkan selamat.

Tembakan senjata otomatis terdengar, diikuti dengan suara ledakan kemudian sunyi senyap sementara terlihat asap mengepul ke duara dari atap percetakan itu.

Di tengah kabut tebal, satu helikopter mendarat di atas atap yang menandai operasi telah berakhir.
Hayat Boumeddiene yang diduga terlibat penembakan seorang polwan masih buron, sementara rekannya Amedy Coulibaly tewas di toko kosher. (Reuters/Paris Prefecture de Police handout)
Satu sumber di pemerintah Perancis mengatakan kedua kakak beradik ini berusaha melarikan diri dengan melepas tembakan ke arah polisi sebelum ditembak mati.

Beberapa menit kemudian polisi menyerbu ke satu toko swalayan Yahudi atau Kosher di Paris Timur.

Sumber-sumber di serikat kepolisian mengatakan empat sandera tewas bersama dengan penyandera yang diyakini memiliki hubungan dengan kelompok Islamis yang sama seperti Kouachi bersaudara.

Sandera Berlarian

Rekaman gambar media di swalayan kosher Hyper Cacher memperlihatkan puluhan polisi bersenjata lengkap mengepung dua pinti masuk.

Serangan dimulai dengan tembakan dan satu ledakan besar di pintu dan tidak lama kemudian para sandera berlarian keluar.

Foto Reuters yang digambil dari jarak jauh memperlihatkan seorang pria yang menggendong anak kecil dengan mimik ketakutan dibawa masuk ke satu ambulans oleh polisi.

Sementara banyak orang dibawa dengan tandu.

Pemerintah Perancis mengerahkan hampir 90 ribu petugas keamanan sejak serangan di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo, yang sejak lama selalu menimbulkan kontroversi dengan mengejek Islam dan agama lain.

Kouachi bersaudara merupakan tersangka utama serangan yang dilakukan oleh dua orang bertopeng dimana 12 orang tewas.

Diantara korban tewas adalah sejumlah kartunis satire paling berbakat Perancis dan dua orang polisi.

Sumber-sumber di badan keamanan menyebutkan bahwa kedua kakak beradik keturunan Aljazair tetapi dilahirkan di Perancis ini sebelumnya berada dalam pengawasan dan masuk ke dalam daftar “tidak boleh terbang” milik Eropa dan Amerika Serikat.

Insiden dengan kekerasan ini menimbulkan pertanyaan terhadap pengawasan kelompok radikal, politik ekstrim kanan, agama dan sensor di negara yang kesulitan mengintegrasikan sebagian dari lima juta penduduk Muslimnya. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER