Jalur Gaza, CNN Indonesia -- Ratusan pegawai Hamas meluncurkan aksi protes di depan markas besar pemerintah persatuan Palestina di Jalur Gaza pada Selasa (13/1). Aksi ini mereka lakukan demi menuntut pembayaran gaji mereka selama beberapa bulan yang belum mereka terima.
"Aksi kami damai, dan kami tidak ingin merusak properti publik. Tapi kami akan tetap di sini sampai kami diakui dan gaji kami dibayar," kata juru bicara serikat pekerja Hamas, Khalil al-Zayan, dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (13/1).
Zayan mencatat bahwa pegawai yang direkrut oleh mantan pemimpin Hamas sebelumnya tidak menerima gaji selama tujuh bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak bisa lagi menghidupi keluarga mereka, ini tidak dapat diterima," kata Zayan, mencermati krisis yang terjadi paska perjanjian rekonsiliasi musim semi antara kelompok Islam ini dengan gerakan Fatah yang dipimpin oleh Presiden Palestina, Mahmud Abbas.
Sejak kesepakatan tersebut, Hamas menuntut pemerintah baru untuk membayar gaji 50 ribu pegawai yang direkrut setelah pendudukan Gaza pada 2007 silam, menggantikan 70 ribu pegawai Fatah.
Hingga Oktober 2014, sebanyak 24 ribu karyawan Hamas hanya menerima sebagian gaji mereka, yaitu sebesar US$1.200. Namun, sebanyak 26 ribu lainnya, yang bekerja di departemen keamanan, belum menerima gaji sepeserpun.
"Kami sudah cukup mendengar janji-janji palsu. Pilihannya, pemerintah mengundurkan diri atau mengambil semua tanggung jawab Gaza, seperti di Tepi Barat," kata Zayan.
Pada akhir Desember lalu, ratusan pegawai Hamas memblokir pintu masuk ke kantor pusat pemerintah Palestina, ketika para menteri yang berbasis di Tepi Barat mengunjungi Gaza.
(ama/stu)