Paris, CNN Indonesia -- Proses panjang Lassana Bathily untuk mendapatkan kewarganegaraan Perancis akhirnya berakhir baik dalam sebuah seremoni naturalisasi yang diselenggarakan pada Selasa (20/1).
Pemerintah Perancis memutuskan untuk mempercepat proses tersebut sebagai hadiah atas sikap kepahlawanan pria asal Mali ini saat melindungi warga Yahudi dalam drama penyanderaan di sebuah swalayan Yahudi yang merupakan bagian dari rentetan kekerasan di Perancis dua pekan lalu.
"Saya sangat senang mendapatkan dua kewarganegaraan. Hidup kebebasan, hidup solidaritas, hidup Perancis," ujar Bathily dalam upacara tersebut seperti dilansir Reuters (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lassana Bathily menginjakkan kaki di Perancis pada 2006. Sejak saat itu, ia berjuang untuk mendapatkan kewarganegaraan. Bukan tanpa halangan, permohonan Bathily bahkan pernah ditolak pada 2011.
Penantian panjang itu berakhir ketika akhirnya Bathily menerima langsung dokumen warga negara Perancis dari tangan Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls. Sang Perdana Menteri juga memuji Bathily sebagai teladan kesusilaan dan pribadi republik karena sikap kepahlawanannya dalam penyanderaan tersebut.
Bathily sedang berada di ruang penyimpanan di belakang swalayan ketika tiba-tiba Amedy Coulibaly—penyandera yang sebelumnya membunuh seorang polwan—masuk ke dalam toko.
"Saat saya mendengar suara tembakan, saya melihat banyak orang berlarian dan berkata, 'Tolong, tolong, mereka di sini, para pembunuh, mereka datang ke toko!'" tutur Bathily kepada BFM-TV dalam sebuah wawancara pekan lalu.
Bathily, yang telah mengabdi selama empat tahun di swalayan itu kemudian menyelundupkan pengunjung ke ruang pendingin, menunggu serangan selesai.
Bathily juga sempat menyarankan pengunjung lain untuk kabur melalui eskalator, tapi mereka takut menimbulkan kegaduhan yang menarik perhatian Coulibaly.
Merisikokan diri sendiri, Bathily lari ke dalam toko dan akhirnya diamankan polisi. Dengan tangan terborgol, Bathily diinterogasi oleh polisi selama sekitar satu setengah jam.
Setelah berhasil meyakinkan bahwa ia adalah karyawan, Bathily mendeskripsikan peta toko untuk membantu polisi membekuk penyandera. Pria yang kerap salat di belakang swalayan saat istirahat ini mengatakan bahwa pertolongannya sangat wajar dilakukan.
"Ya, saya membantu orang Yahudi untuk keluar. Kami bersaudara. Bukan masalah kami Yahudi atau Kristen atau Muslim, kami ada di dalam kapal yang sama. Anda menolong sehingga Anda dapat melewati serangan ini," ucap Bathily.
Dalam prosesi tersebut, Valls dan Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, memberikan medali atas aksi kepahlawanannya.
(stu)