SANDERA ISIS

Kenji Goto, Wartawan Jepang yang Disandera ISIS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 12:08 WIB
Kenji Goto, salah satu pria Jepang yang disandera kelompok militan ISIS dalam video yang dirilis pada Selasa (20/1), merupakan wartawan yang perhatian.
Kenji Goto merupakan seorang wartawan lepas yang berbasis di Tokyo. Dia telah menulis sejumlah buku tentang AIDS dan nasib anak-anak di tengah zona perang, dari Afghanistan hingga Afrika. (via Reuters TV)
Tokyo, CNN Indonesia -- Kenji Goto, salah satu pria Jepang yang disandera kelompok militan ISIS dalam video yang dirilis pada Selasa (20/1), merupakan wartawan yang berkepribadian santun dan perhatian.

Goto merupakan seorang wartawan lepas yang berbasis di Tokyo. Dia telah menulis sejumlah buku tentang AIDS dan nasib anak-anak di tengah zona perang, dari Afghanistan hingga Afrika.

Menurut Hiroshi Tamura, seorang pastor yang dekat dengan Goto, wartawan lepas ini berkomitmen kuat untuk meliput situasi sosial masyarakat Timur Tengah yang rentan akibat perang berkepanjangan. Tamura juga menyebut Goto sebagai "wartawan yang memiliki keadilan yang kuat".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Goto melaporkan apa yang harus dilaporkan dengan keyakinan yang teguh," kata Hiroshi Tamura, seorang pastor dari Gereja Chofu, Persatuan Gereja Jepang, dikutip dari Japan Times, Selasa (20/1).

Tamura mengenal Goto ketika dia masih menjadi pastor Gereja Denenchofu. Kala itu, Goto merupakan jemaat yang taat datang ke gereja tersebut. Tamura menjadi pastor di gereja tersebut hingga Maret 2013.

Goto diidentifikasi sebagai salah satu pria yang disandera kelompok militan ISIS dalam video yang dirilis Al-Furqan, Selasa (20/1) kemarin. Salah satu sandera lainnya, diidentifikasi sebagai Haruna Yukawa, seorang konsultan militer.

Dalam video tersebut, seorang anggota militan dengan penutup kepala dan aksen Inggris yang kental tengah berdiri di daerah gurun dengan dua orang laki-laki berlutut berpakaian oranye.

Anggota ISIS tersebut mengatakan masyarakat Jepang memiliki waktu 72 jam untuk mendesak pemerintah mereka menghentikan dukungan “konyol” mereka kepada serangan udara negara koalisi yang dipimpin oleh AS untuk menumpas ISIS di Irak dan Suriah.

Anggota militan tersebut juga meminta uang tebusan sebesa 200 juta. Meskipun tidak menyebutkan mata uang tertentu, namun teks terjemahan Arab menyebutkan uang tersebut dalam mata uang dolar AS.

Ketika melihat video tersebut, Tamura tidak ragu bahwa salah satu sandera adalah Goto.

Tamura menyatakan Goto telah beberapa kali mengunjungi Timur Tengah dan Somalia di Afrika. Tamura menyatakan jarang media Jepang yang meliput kawasan yang sering terjadi perang tersebut.

"Dia memiliki rasa keadilan yang kuat, dan dia selalu menaruh perhatian terhadap kalangan yang rentan, utamanya anak-anak," kata Tamura.

Tamura juga menyatakan sedih ketika mengetahui Goto menjadi salah satu sandera ISIS.

"Saya berharap itu tidak benar. Namun jika memang benar, saya berharap bahwa entah bagaimana dia akan aman dan dapat kembali," kata Tamura.

Dilaporkan Japan Times, Goto bertemu dengan sandera lainnya, Yukawa, pada tahun lalu dan membantunya melakukan perjalanan ke Irak pada Juni 2014 lalu. Menurut sumber yang mengenal Yukawa, pria ini berkunjung ke Suriah dalam upaya pencarian jati diri.

Sementara itu, ayah Yukawa, Shoichi Yukawa, menolak berkomentar dan menyatakan dia sangat bingung terhadap membanjirnya laporan berita tentang penculikan anaknya. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER