Tokyo, CNN Indonesia -- Penyanderaan dua warga Jepang dalam video terbaru yang dirilis oleh kelompok militan ISIS pada Selasa (20/1), tidak membuat Jepang tunduk pada terorisme. Dalam video tersebut, ISIS meminta tebusan sebesar US$200 juta.
"Sikap negara kami adalah tetap berkontribusi untuk memerangi terorisme tanpa menyerah. Insiden ini tak akan merubah sikap kami," kata juru bicara perdana menteri Jepang, Yoshihde Suga dalam konferensi pers di Tokyo, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/1).
Ketika video tersebut dirilis, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tengah berkunjung ke Yerusalem, sebagai bagian dari tur regionalnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kunjungannya ke Kairo pada 17 Januari lalu, Abe berjanji memberikan sekitar US$200 juta bantuan non-militer bagi negara-negara yang memerangi ISIS.
Sementara, Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, menyatakan masih menyelidiki keaslian video tersebut.
"Mengancam dengan melakukan penyanderaan adalah tindakan yang tidak bisa kami terima dan kami sangat berang," kata Kishida, dikutip dari Reuters.
Kelompok militan ISIS merilis sebuah video penyanderaan dua pria Jepang, yang diidentifikasi sebagai Haruna Yukawa dan Kenji Goto.
Goto merupakan seorang wartawan lepas yang berbasis di Tokyo. Dia telah menulis sejumlah buku tentang AIDS dan nasib anak-anak di tengah zona perang, dari Afghanistan hingga Afrika.
Goto bertemu dengan Yukawa pada tahun lalu dan membantunya melakukan perjalanan ke Irak pada Juni lalu.
Sementara itu, ayah Yukawa, Shoichi Yukawa, menolak berkomentar dan menyatakan dia sangat bingung terhadap membanjirnya laporan berita tentang penculikan anaknya.
Hingga saat ini, belum diketahui profesi Yukawa dan bagaimana kedua pria ini sampai di tangan ISIS.
Dilansir Reuters, seorang individu menggunakan pakaian hitam-hitam memegang pisau, berdiri di daerah gurun dengan dua orang laki-laki berlutut berpakaian oranye.
Dalam video tersebut, ISIS mengatakan masyarakat Jepang memiliki waktu 72 jam untuk mendesak pemerintah mereka menghentikan dukungan “konyol” mereka kepada serangan udara negara koalisi yang dipimpin oleh AS untuk menumpas ISIS di Irak dan Suriah.
“Jika tidak, maka pisau ini akan menjadi mimpi buruk anda," kata individu berpakaian hitam itu dalam bahasa Inggris.
Anggota militan tersebut terlihat berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen Inggris yang kental. Diduga, anggota militan ini pernah juga tampil di sejumlah video penyanderaan yang dirilis ISIS sebelumnya.
(ama/stu)