Rusia Tuduh Polandia Ubah Sejarah Soal Kamp Auschwitz

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 18:14 WIB
Duta Besar Rusia untuk PBB mengajukan protes terhadap Menlu Polandia atas dugaan mengubah sejarah tentang kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau.
Setidaknya 1,5 juta orang termasuk 15 ribu warga Soviet tewas di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau selama Perang Dunia II. (Thinkstock/Ingram Publishing)
Moskow, CNN Indonesia -- Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vitaly Churkin, menyatakan protesnya terhadap ucapan Menteri Luar Negeri Polandia, Grzegorz Schetyna, terkait kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau.

Churkin menganggap Polandia berusaha mengubah sejarah dan protes itu dilontarkannya dalam konferensi PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu (21/1).

Seperti dilansir RT, dalam sebuah wawancara di radio Polandia, Schetyna mengatakan bahwa kamp konsentrasi tersebut dibebaskan oleh Front Pertama Ukraina (First Ukrainian Front).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Front Pertama Ukraina dan orang-orang Ukraina membebaskan (kamp konsentrasi itu), karena pada Januari itu ada tentara Ukraina di sana, jadi mereka yang membuka gerbang kamp itu," kata Schetyna dalam siaran tersebut seperti dikutip RT.

Mendengar pernyataan keliru tersebut, Churkin lantas melontarkan protesnya dalam konferensi PBB. Ia menekankan bahwa tentara Soviet yang membebaskan kamp konsentrasi Auschwitz. Lebih jauh lagi, Churkin juga mengingatkan bahwa Tentara Merah yang memberikan nama Front Pertama Ukraina.

"Saat (Tentara Merah) membebaskan Ukraina dari Nazi sebelum akhirnya mencapai Polandia melalui peperangan," tuturnya seperti dikutip Sputnik (22/1).

Menegaskan maksud Churkin, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bertutur, "Sangat sulit membayangkan pemerintah selevel Schetyna bisa sangat bodoh. Jelas, Front Pertama Ukraina memiliki nama resmi Front Voroner sebelum November 1943 dan sebelumnya, namanya Front Bryansk," ucapnya.

Namun, Churkin mengakui bahwa pasukan Tentara Merah diisi dengan personel dari berbagai negara. "Seperti bagian lainnya di Tentara Merah, (pasukan depan) multinasional dan terdiri dari orang Rusia, Ukraina, Belarusia, Georgia, Armenia, Azerbaijan dan perwakilan dari Asia Tengah, dan banyak lagi dari lebih dari 100 grup etnis dari Uni Soviet," papar Churkin.

Dalam konferensi multinasional tersebut, Churkin meminta Duta Besar Polandia untuk PBB, Boguslaw Winid, untuk memberi tahu kesalahan tersebut kepada Schetyna. Churkin berharap, "(Schetyna) tidak bermaksud untuk menyinggung banyak orang."

Menurut Churkin, hal ini harus diluruskan karena menyangkut sejarah hidup orang banyak.

"Ini adalah tanggung jawab kita kepada korban genosida dan generasi masa depan, untuk melindungi kebenaran tentang Perang Dunia Kedua. Di samping jumlah korban genosida yang mengejutkan, kita lihat veteran Waffen-SS (Nazi) bersorak di kota-kota Eropa, di mana Nazi mencoba berkuasa selama perang bagaimanapun caranya. Masa lalu Nazi dipuja, gerakan neo-Nazi bangkit," papar Churkin.

Menyambut pernyataan Churkin, Lavrov berkata, "(Sangat penting) menghormati kenangan semua orang yang dibebaskan Eropa dan berhenti menghina sejarah. Kami percaya beberapa individu harus berhenti merusak sejarah dan membiarkan histeria anti-Rusia mereka mendorong mereka ke jurang ketidakhormatan bagi mereka yang tidak menyerahkan nyawa mereka untuk membebaskan Eropa."

Setidaknya 1,5 juta orang termasuk 15 ribu warga Soviet tewas di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau selama Perang Dunia II. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER