Santap Salamander, 14 Polisi Tiongkok Dibebastugaskan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 02:54 WIB
Karena diduga menyantap salamander raksasa yang terancam punah, sebanyak 14 petugas kepolisian Tiongkok dibebastugaskan sementara.
Kepercayaan tradisional di Tiongkok menyatakan bahwa mengkonsumsi salamander dapat mengurangi efek penuaan. (Ilustrasi/dok. wikipedia)
Beijing, CNN Indonesia -- Sebanyak 14 petugas kepolisian di bagian selatan kota Shenzhen, Tiongkok, dibebastugaskan sementara pada Selasa (27/1) karena diduga menyantap seekor salamander raksasa yang terancam punah.

Seperti dilaporkan media milik pemerintah Tiongkok, Shenzhen Daily, kepala polisi setempat ikut terseret dalam kasus ini dan harus menjalani proses penyelidikan.

Para petugas kepolisian Shenzhen diduga menyantap seekor salamander, hewan amfibi terbesar di dunia yang terancam punah, di sebuah restoran makanan laut. Salamander raksasa dapat tumbuh sepanjang 6 kaki, atau 180cm.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika kedapatan menyantap seekor salamander, beberapa petugas polisi menampar dan menyerang tiga wartawan yang mencoba memotret perjamuan makan tersebut.

Menurut laporan media Tiongkok lainnya, Southern Metropolis Daily, petugas polisi bahkan menyita sejumlah ponsel dan kamera wartawan.

Petugas keamanan juga menolak tuntutan wartawan untuk memeriksa kamera CCTV di restoran tersebut, untuk membuktikan kasus ini.

Shenzhen Daily menyatakan bahwa restoran tempat perjamuan makan tersebut tidak memiliki izin. Perwakilan dari restoran tersebut mengatakan salamander yang disantap merupakan hasil penangkaran.

Sikap tegas pemerintah Tiongkok seiring dengan pelarangan perjamuan makanan mewah, sebagai upaya memberantas korupsi dan gratifikasi di tubuh militer dan kepolisian Tiongkok. 

Korupsi, serta kesenjangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin, adalah sumber utama ketidakpuasan publik dengan partai yang berkuasa.

Populasi salamander raksasa Tiongkok, yang berhabitat asli di Tiongkok tengah dan selatan, menurun drastis selama tiga dekade terakhir.

Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, IUCN, populasi salamander menurun karena eksploitasi besar-besaran pada hewan amfibi ini untuk dikonsumsi manusia.

Pasalnya, kepercayaan tradisional di Tiongkok menyatakan bahwa mengkonsumsi salamander dapat mengurangi efek penuaan.

Selain salamander, beruang dan harimau merupakan contoh hewan lainnya yang menjadi korban kepercayaan warga setempat. Pasalnya, empedu beruang dan tulang harimau dipercaya memiliki khasiat seperti obat.

Perburuan sejumlah hewan langka tersebut pun mendapat kecaman dari masyarakat internasional.

IUCN menyatakan terdapat beberapa peternakan komersial salamander raksasa di Tiongkok, namun sebagian besar salamander diburu dari alam liar untuk diperdagangkan atau direbus. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER