Beirut, CNN Indonesia -- Ulama Radikal Libanon, Ahmad al-Assir, disebut-sebut akan segera menjadi "emir" ISIS di Lebanon.
Surat kabar lokal, Al-Joumhouria, mengutip sumber keamanan, melaporkan bahwa militan ISIS di Libanon tengah mencari pemimpin, bukan hanya untuk mendapatkan keamanan, namun juga untuk meluncurkan operasi militer di negara tersebut.
"Untuk mencapai ekspansi ini, ISIS telah meminta dukungan dari anggotanya di Suriah utara," kata sumber keamanan anonim, kepada Al-Joumhouria, dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum perang ISIS meletus pada 2011, Assir adalah ulama yang tak dikenal. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Assir berada dalam sorotan politik karena terkenal sebagai ulama radikal yang kerap melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan sekutunya, termasuk kelompok Syiah Libanon, Hizbullah.
Pada November 2012, terjadi bentrokan antara pendukung Hizbullah dan pendukung Assir. Tiga orang tewas dalam bentrokan tersebut, salah satunya adalah pengawal pribadi Assir.
Meskipun terdapat laporan bahwa beberapa pengikut Assir adalah orang yang memulai bentrokan, Assir secara terbuka meminta para pendukungnya untuk mempersenjatai diri setelah insiden itu.
Menurut Ahmad Moussalli, Profesor Ilmu Politik di Universitas Amerika di Beirut, Assir dibiayai oleh negara-negara Teluk untuk membantu memperluas ideologi yang menentang rezim Bashar al-Assad.
"Setelah menerima bantuan uang, syiarnya meningkat dan dia mulai merekrut orang-orang dengan kedok bahwa dia pembela kaum Sunni," kata Moussalli, dikutip dari Al-Arabiya.
Assir juga pernah melontarkan tuduhan kepada Angkatan Bersenjata Lebanon bahwa mereka mendukung Hizbullah dan mengabaikan fakta Hizbullah telah mengirim anggotanya ke uriah untuk berperang dengan pasukan Assad melawan pemberontak.
Pada gilirannya, Assir menyerukan pengikutnya untuk berangkat ke Suriah dan berpartisi dalam pertempuran melawan Assad.
Tahun lalu, pengadilan militer Libanon menerapkan hukuman mati untuk Assir setelah ia didakwa dengan pembunuhan dan percobaan pembunuhan terhadap tentara dan warga sipil dalam bentrokan di Lebanon selatan pada 2013.
Namun hingga saat ini, Assir masih buron.
(ama)