Beirut, CNN Indonesia -- Serangan helikopter Israel di Suriah menewaskan seorang komandan Hizbullah Libanon dan anak dari kelompok mendiang pemimpin militer Imad Moughniyah.
Hizbullah mengatakan, serangan itu dapat menyebabkan serangan balasan ke Israel.
Serangan itu menyasar konvoi yang membawa Jihad Moughniyah dan komandan Mohamad Issa, yang dikenal sebagai Abu Issa, di provinsi Quneitra, yang berdekatan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai oleh Israel, menewaskan enam anggota Hizbullah, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini terjadi hanya beberapa hari setelah pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan serangan Israel yang sering terjadi di Suriah adalah agresi besar, bahwa kelompok itu lebih kuat dari sebelumnya dan bahwa Suriah dan sekutunya memiliki hak untuk merespon.
Muslim Syiah Hizbullah yang berbasis di Libanon, didukung oleh Iran dan terlibat perang 34 hari dengan Israel pada 2006, telah berjuang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah sejak 2011.
Situs berita Iran, Tabnak, mengatakan beberapa pasukan Garda Revolusi Iran juga telah tewas dalam serangan itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Televisi Iran mengatakan identitas para "martir" tersebut tidak bisa dikonfirmasi.
Saluran berita al-Manar yang dikelola oleh Hizbullah mengatakan serangan Israel tersebut berarti "musuh sudah gila karena kemampuan Hizbullah yang terus tumbuh dan bisa menyebabkan Timur Tengah dipertaruhkan".
Militer Israel menolak berkomentar, tetapi sumber keamanan Israel mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa militer Israel telah melakukan serangan itu.
Televisi al-Manar mengatakan sebelumnya bahwa sejumlah pejuang tewas ketika mereka memeriksa daerah di Quneitra ketika konvoi mereka diserang rudal Israel.
Quneitra telah menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan yang setia kepada Assad dan pemberontak termasuk mereka yang terkait dengan al-Qaeda. Televisi pemerintah Suriah mengatakan enam orang tewas dalam serangan itu dan seorang anak terluka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Israel telah menyerang Suriah beberapa kali sejak awal perang, sebagian besar menghancurkan persenjataan seperti rudal yang menurut pejabat Israel ditujukan untuk Hizbullah, musuh lama Israel di negara tetangga Libanon.
Suriah mengatakan bulan lalu bahwa jet-jet Israel membom daerah dekat bandara internasional Damaskus dan di kota Dimas, dekat perbatasan dengan Libanon.
Nasrallah mengatakan pada Kamis "serangan yang sering terjadi di Suriah adalah pelanggaran besar. Kami menganggap (orang-orang) musuh (menjadi) poros perlawanan."
"(Pembalasan) adalah masalah terbuka," tambahnya.
Iran, Suriah, Hizbullah dan beberapa faksi di Palestina,menganggap diri mereka "poros perlawanan" terhadap Israel.
Ayah dan anakTidak segera jelas apa peran Jihad Moughniyah, 20an, dalam pertempuran di Suriah.
Hizbullah menuduh Israel pada 2008 membunuh ayahnya, Imad Moughniyah, yang terlibat dalam serangan profil tinggi yang menargetkan Israel dan Barat. Ia merupakan orang yang dicari oleh Amerika Serikat. Israel membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
Nabil Boumonsef, seorang kolumnis di surat kabar Libanon an-Nahar, mengatakan dia yakin serangan itu merupakan respon langsung terhadap pidato Nasrallah dan dapat menyebabkan serangan balasan.
"Membunuh anak Moughniyah berbahaya. Saya tidak berpikir bahwa kelompok (Hizbullah) bisa diam sekarang, karena ayah dan anak itu telah dibunuh. Saya pikir Hizbullah akan melakukan sesuatu," katanya.
Pasukan penjaga perdamaian PBB mengintensifkan patroli mereka di perbatasan antara Lebanon dan Israel pada Minggu (18/1) malam, kata sumber-sumber lokal.
Paling dicariImad Moughniyah terlibat dalam pemboman Kedutaan Besar AS, barak marinir AS dan penjaga perdamaian Perancis di Beirut pada 1983 yang menewaskan lebihd ari 350 orang, serta pemboman kedutaan Israel di Buenos Aires pada 1992 dan penculikan orang Barat di Lebanon pada 1980an.
Amerika Serikat mendakwa Imad Moughniyah untuk perannya dalam merencanakan dan berpartisipasi dalam pembajakan sebuah pesawat AS dan pembunuhan seorang penumpang Amerika pada 14 JUni 1985.
Imad Moughniyah tewas dalam serangan bom mobil di Damaskus pada 2008.
Jihad Moughniyah muncul di depan publik untuk pertama kalinya satu minggu setelah kematian ayahnya untuk menunjukkan jaminan kesetiaan kepada Nasrallah.
"Kami dengan Anda dan kami akan pergi ke mana pun Anda pergi. Kami tidak akan pernah meninggalkan medan perang dan kami tidak akan pernah menurunkan senjata kami, kami menjawab untuk Anda Nasrallah," kata Jihad, saat itu berusia 16 tahun, mengenakan seragam militer Hizbullah di depan ribuan pelayat.