Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memperketat keamanan setelah dua bom meledak di pusat perbelanjaan mewah Siam Paragon pada Minggu (1/2) malam.
Dua orang terluka ringan akibat ledakan yang memicu ketegangan di Bangkok yang saat ini berada di bawag darurat militer sejak kudeta militer pada Mei tahun lalu.
"Saya telah memerintahkan keamanan diperketat karena kasus ini melibatkan kesejahteraan rakyat," kata Prayuth kepada wartawan pada Senin (2/1), dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus ini menunjukkan bahwa kita masih perlu darurat militer. Masih ada orang jahat mengganggu perdamaian. Kita harus menemukan cara untuk menghukum berat mereka,” kata Prayuth yang memimpin kudeta militer Mei lalu.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan dan polisi belum menemukan tersangka namun Prayuth mengatakan ia yakin para pelaku akan ditemukan melalui rekaman CCTV di sekitar Siam Paragon.
Bom itu meledak di jantung salah satu distrik perbelanjaan tersibuk di Bangkok.
Ketegangan politikKetegangan politik sudah meninggi sejak bulan lalu ketika majelis nasional oleh junta melarang mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk melakukan aktivitas politik selama lima tahun.
Keputusan tersebut membuat marah pendukung Yingluck dan saudaranya, Thaksin Shinawatra yang telah diasingkan terlebih dulu.
Meski begitu, tak ada sedikit tanda-tanda demonstran akan kembali ke jalanan seperti yang selalu terjadi setiap kali terdapat pergolakan politik di negara itu.
Pemerintah junta militer sepertinya tidak terlalu mentolerir perbedaan pendapat sejak mereka berkuasa.
Politik Thailand telah bergolak selama sekitar satu dekade, ditandai dengan persaingan antara mantan PM Thaksin Shinawatra bersama sekutunya—termasuk mantan PM Thailand Yingluck—dan politisi dan loyalis kerajaan yang melihat klan Shinawatra sebagai ancaman.
Bom itu hanya berjarak beberapa ratus meter dari lokasi bentrok militer dengan demonstran “kaos merah” pendukung Shinawatra pada 2010 lalu.
Kala itu, demonstrasi disertai dengan kekerasan terjadi dan demonstran kaos merah menduduki pusat Bangkok selama berbulan-bulan.
Meski begitu, motif ledakan Minggu tampaknya bertujuan membuat panik daripada membunuh, kata juru bicara pemerintah junta, Winthai Suvaree.
Tak hanya di Bangkok, pergolakan juga terjadi di wilayah Thailand Selatan yang didominasi oleh Muslim yang telah merenggut ribuan nyawa dalam beberapa dekade terakhir.
Tidak ada indikasi bahwa ledakan di mal Siam Paragon terkait dengan persoalan di selatan tersebut.
(stu)