Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia sepertinya sudah menemukan teman baru: Korea Utara.
Ketika ekonomi negara bekas Uni Soviet itu mulai mengalami resesi, dibarengi oleh sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, Moskow tampaknya berpaling ke Pyongyang.
Dikutip dari
CNN, Kamar Dagang Rusia membentuk dewan khusus untuk membahas kerja sama dengan Korea Utara minggu ini. Tujuannya, untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara hingga US$1 miliar per tahun—dua kali lipat dari jumlah saat ini—pada 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bagian dari perjanjian, Moskow akan mengizinkan perusahaan Korea Utara untuk membuat rekening di bank-bank Rusia. Dan gantinya, Rusia akan mendapatkan akses ke tambang mineral milik Korea Utara. Kedua negara juga sepakat untuk melakukan perdagangan dengan menggunakan mata uang Rusia, rubel.
Pyongyang juga dilaporkan menjanjikan kemudahan visa bagi pengusaha Rusia, yang kemungkinan akan pula diizinkan untuk mengakses internet dan telepon seluler saat melakukan bisnis di Korea Utara—satu hal yang hanya bisa diimpikan oleh warga dan pengunjung yang mendatangi Korea Utara.
Rusia sudah menunjukkan gelagat baik menghapus hutang Korea Utara pada era Uni Soviet sebesar US$10 miliar dari total hutang sebesar US$11 miliar pada pertengah
Minggu lalu, otoritas Rusia juga mengkonfirmasi kehadiran Kim Jong Un di Moskow untuk menghadiri peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Hubungan perdagangan Rusia dengan negara-negara Barat makin bermasalah setelah AS, Eropa dan negara-negara sekutu mereka menetapkan sanksi kepada Moskow terkait konflik di Ukraina timur. Barat menuduh Rusia telah ambil bagian dan memprovokasi pemberontak untuk melawan pemerintah Ukraina.
Untuk menutupi kekurangan di Eropa, kini Rusia berpaling ke Asia. Rusia menandatangi perjanjian gas dengan Tiongkokg sebesar miliaran dolar tahun lalu dan perdagangan anatara kedua negara itu diperkirakan akan meningkat tahun ini.
Pertemanan dengan Korea Utara juga akan memungkinkan Rusia memperluas rencana jalur kereta trans-Siberia hingga ke Korea Selatan.
Di sisi lain, perekonomian Korea Utara sudah terpuruk akibat isolasi dari sebagian besar negara-negara di dunia karena kepemimpinan otoriter dan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu. Diperkirakan 200 ribu orang ditangkap dan ditahan di penjara oleh pemerintah Korea Utara.
(stu)