Mengaku Ateis, Pria AS Jual Alkitab dan Untung Rp1,2 Miliar

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 14:44 WIB
Trevor McKendrick, mungkin tidak percaya adanya Tuhan. Tapi, berbisnis kitab suci terbukti mendatangkan rejeki untuknya, yang mencapai Rp1,2 miliar per tahun.
Dalam satu tahun, pengusaha ateis Trevor McKendrick dapat menjual aplikasi Alkitab di iPhone dan mendapat untung US$100 ribu, sekitar Rp1,2 miliar. (Thinkstock/Stockbyte)
Salt Lake City, CNN Indonesia -- Trevor McKendrick, pengusaha software yang ateis ini mungkin saja tidak percaya adanya Tuhan. Namun, berbisnis kitab suci terbukti mendatangkan rejeki yang melimpah untuknya. Bagaimana tidak, dalam satu tahun, McKendrick dapat menjual aplikasi alkitab di iPhone dan mendapat untung US$100 ribu, sekitar Rp1,2 miliar.

Dilaporkan Business Insider, cerita sukses McKendrick dimulai pada Februari 2012, ketika dia menghadiri makan malam bersama keluarga besarnya. Kala itu, saudaranya menceritakan dia mendapat keuntungan hingga US$10 ribu, hanya dengan menjual aplikasi di plaftform App Store di iPhone.

Tergiur dengan untung besar yang didapatkan saudaranya, McKendrik kemudian mencoba peruntungan serupa. Dia kemudian mengamati bahwa aplikasi alkitab terjemahan bahasa Spanyol yang berada di iPhone memiliki kualitas yang rendah, namun banyak diunduh oleh pengguna iPhone.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata sebagian besar aplikasi Alkitab berbahasa Spanyol aplikasi sangat buruk. Hipotesis saya kala itu adalah: (1) Bisnis Alkitab Spanyol bisa mendatangkan banyak uang, (2) Saya bisa membuat aplikasi yang lebih baik, dan (3) kompetisinya tidak terlalu berat," ujar McKendrick, seperti ditulis International Business Times, Rabu (4/2).

Merasa mampu membuat aplikasi yang lebih baik, McKendrick pun memutuskan untuk melakoni bisnis penjualan alkitab ini. McKendrick kemudian menggandeng seorang programmer asal Romania untuk menciptakan aplikasi Alkitab dengan terjemahan Spanyol yang dapat diunduh di App Store.

Pada bulan pertama, pendapatan dari aplikasi terjemahan Spanyol tersebut mencapai US$1.475 atau setara dengan Rp18,6 juta. Penjualan ini telah melampaui biaya pembuatannya, yang berkisar US$500, atau Rp 6,3 juta, namun McKendrick tak cukup puas dengan hasil tersebut.

Beberapa bulan kemudian McKendrick menyewa sebuah studio audio profesional untuk merekam seluruh Alkitab dalam bahasa Spanyol. Rekaman ini digunakan sebagai audiobook, yang terpisah dari aplikasi terjemahan pertama yang dibuatnya.

Ternyata, di situlah peruntungannya dimulai. Aplikasi audiobook yang awalnya hanya sebagai proyek sampingan, ternyata mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar.

International Business Times mencatat, audiobook yang dibanderol dengan harga US$9,99, atau Rp113 ribu di App Store ini mendatangkan pendapatan bersih sebesar US$73 ribu atau Rp920 juta, atau pada tahun pertama. Pada tahun kedua, penjualan audiobook ini mendatangakan pendapatan lebih dari US$100 ribu.

"Pendapatan saya pada saat itu sekitar US$4.000 sampai US$5.000 per bulan," kata McKendrik, dikutip dari Huffington Post, Kamis (5/2).

Namun, McKendrick tak akan berhenti sampai di situ. McKendrick menyatakan akan melakukan ekspansi bisnis, dan berharap dapat bermitra dengan penerbit buku Kristiani berbahasa Spanyol untuk menciptakan berbagai terobosan baru di bidang bisnis alkitab.

"Saya berharap bisa berteman dengan orang-orang yang memiliki hak cipta untuk menambah konten yang diminta oleh pelanggan kami. Bisnis ini bukan hanya mendatangkan menyenangkan , tapi pelanggan kami akan mencintai kami, " katanya .

Dibesarkan sebagai penganut Mormon

Meskipun saat ini McKendrik mengaku tidak percaya Tuhan, pengusaha software asal Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat ini mengaku dibesarkan sebagai seorang penganut Mormon. Namun, lama kelamaan dia meninggalkan gereja dan sekarang tidak mengikuti keyakinan apapun.

"Saya menggambarkan diri saya sebagai seorang ateis. Saya sering mendapatkan email dari para pengunduh aplikasi saya, bahwa mereka berdoa untuk saya sembari meminta saya menafsirkan ayat-ayat tertentu. Mereka pikir saya seorang pengkhotbah," kata McKendrik.

Reaksi para pengunduh aplikasinya inilah yang kadang menempatkan McKendrick dalam posisi yang sulit.

"Orang-orang bertanya apakah saya merasa bersalah. Dan meskipun kadang saya merasa tak enak, saya yakinkan diri bahwa saya membuat produk yang berkualitas," kata McKendrick kepada International Business Times.

"Saya tidak akan menutup aplikasi yang berkualitas itu," kata McKendrick melanjutkan. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER