Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Myanmar Thein Sein mengumumkan darurat militer di wilayah Kokang pada Selasa (17/2), setelah bentrok terjadi antara pemberontak dan tentara pemerintah.
Thein Sein membuat pengumuman di televisi pemerintah, mengatakan darurat militer di Kokang akan berlangsung selama tiga bulan, dan akan efektif secepatnya.
Minggu lalu, media pemerintah Myanmar melaporkan bentrok antara pemberontak Kokang dan pasukan militer telah mengakibatkan tewasnya 47 tentara dan puluhan lainnya luka-luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemberontak Kokang kehilangan banyak pasukan dan teritori saat digempur militer Myanmar pada 2009. Namun tampaknya, mereka telah berhasil menata kembali gerakan mereka.
Kokang adalah satu dari etnis minoritas di Myanmar yang berjuang untuk otonomi yang lebih luas. Para pemberontak belum menandatangani perjanjian perdamaian yang diajukan oleh pemerintah kepada banyak kelompok etnis bersenjata.
Dilansir
CNN, Menurut perintah Thein Sein, komandan militer Myanmar kini bertanggung jawab atas “hak dan tanggung jawab administratif, perdamaian dan ketenangan komunitas, persoalan hukum dan kehakiman.”
(stu)