Solidaritas Muslim untuk Umat Kristen Jelang Paskah

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 20 Feb 2015 09:53 WIB
Umat Muslim menunjukkan solidaritas mereka terhadap umat Kristen dengan berpuasa makanan enak atau hal-hal yang mereka sukai, selama 40 hari jelang Paskah.
Umat Muslim menunjukkan solidaritas mereka terhadap umat Kristen dengan berpuasa makanan enak atau hal-hal yang mereka sukai, selama 40 hari jelang Paskah. (Twitter/@ShabnamAmini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Umat Muslim di Amerika Serikat menunjukkan solidaritas mereka terhadap umat Kristen dengan berpuasa makanan enak atau hal-hal yang mereka sukai, selama 40 hari jelang Paskah.

Untuk umat Kristen, 40 hari sebelum Paskah atau yang disebut Pra-Paskah (Lent) adalah waktunya menahan diri, ditandai dengan pertaubatan dan berpuasa dari hal-hal yang menyenangkan.

Praktik ini juga dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk solidaritas. Dengan tanda pagar #Muslim4Lent, umat Islam menunjukkan foto mereka yang berkomitmen untuk menahan diri terhadap apa yang mereka sukai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di akun @EidPrayLove, foto tersebut dimuat.

Salah satunya adalah Saadia, Muslim Amerika yang mengaku tidak akan makan di McDonald's selama 40 hari. Husna, Muslim dari Amerika lainnya, tidak akan makan coklat selama 40 hari.



Wirausahawan Muslim Amerika, Bassel Riche, 28, adalah yang memulai kampanye ini. Kepada The Independent, Kamis (19/2), Riche mengaku terinspirasi membuat kampanye ini setelah mahasiswa non-Muslim ikut berpuasa di bekas kampusnya, University of Houston.

"Tujuannya adalah untuk berterima kasih pada banyak umat Kristen yang selalu memberikan kasih sayang dan penghargaan terhadap Islam dengan menunjukkan pada mereka bahwa kita juga menghargai keyakinan mereka," kata Riche yang sudah empat tahun ikut melakukan pra-Paskah.

Riche yang juga mendirikan situs EidPrayLove -yang bertujuan menunjukkan Islam sebagai agama perdamaian- juga berharap kampanye ini akan menunjukkan wajah asli Islam yang selama ini tercoreng oleh para ekstremis.

"Apapun yang dilakukan para ekstremis untuk membajak agama kami, kami meyakini perdamaian, cinta, toleransi dan harmoni dengan agama lain," kata Riche.



Kampanye ini tidak hanya diikuti oleh Muslim Amerika, tapi juga dari Inggris, Kanada, Malaysia, Spanyol, Australia, Lebanon, Mesir, Palestina dan Pakistan.

Dia mengatakan banyak umat Islam dan Kristen yang berterima kasih pada dia karena memulai kampanye ini. Bahkan beberapa umat Islam Amerika telah melakukan ini selama bertahun-tahun.

"Kami melihat Pendeta-pendeta Katolik menunjukkan dukungan dan cinta mereka untuk inisiatif ini, umat Kristen lainnya mengatakan betapa pentingnya hal ini bagi mereka karena kami telah aktif menyampaikan dukungan dan toleransi antaragama," tutur Riche.



Riche meyakini bahwa solidaritas penting untuk menyikapi insiden yang terjadi di Paris, Kopenhagen dan Chapel Hill. Menurutnya, akar dari ekstremisme adalah kurangnya pemahaman dan pendidikan soal agama sendiri.

"Ambil contoh pembunuhan 21 Kristen Koptik Mesir oleh ISIS di Libya. Seharusnya sebagai Muslim mereka wajib melindungi umat Kristen yang berada dalam bahaya, ini adalah perintah Nabi Muhammad, apa yang ISIS lakukan bukan Islam. Titik," lanjut Riche. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER