Kabul, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan AS yang baru mengatakan Washington sedang mengkaji ulang rencana menarik tentara negara itu dari Afghanistan pada 2016, untuk memastikan bahwa “kemajuan yang dicapai akan bertahan” setelah lebih dari satu dekade berperang.
Rencana pemerintah AS adalah mengurangi setengah dari jumlah tentara di Afghanistan hingga menjadi 5.000 tahun ini, dan secara bertahap menguranginya hingga hanya sekadar kehadiran “normal” berupa kedutaan besar pada 2016.
Namun, Menteri Pertahanan Ash Carter mengatakan jadwal itu sekarang mungkin berubah karena pemerintah Amerika Serikat memikirkan ulang masa depan misi kotra-terorisme di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Carter ini menjadi acuan bagi perundingan dengan Afghanistan ketika presiden negara itu berkunjung ke Washington bulan depan.
“Prioritas kami sekarang adalah memastikan kemajuan yang dicapai bertahan,” ujar Carter dalam jumpa pers bersama dengan Presiden Ashraf Gani di Kabul Sabtu (21/2).
“itu sebabnya Presiden Obama mempertimbangkan sejumlah opsi untuk meningkatkan dukungan kami pada strategi keamanan Presiden Ghani, termasuk kemungkinan mengubah jadwal penarikan tentara AS.”
Ghani mengatakan dia berharap bisa membicarakan jumlah tentara AS dengan Obama “dalam konteks kemitraan yang lebih luas.”
Strategi pemerintah AS yang sekarang ini dikritik keras oleh partai Republik di Kongres yang mengatakan bahwa kemenangan atas Taliban yang sulit dicapai akan kandas, dan berubah seperti di Irak dimana terjadi kekerasan sektarian setelah AS mundur.
Tentara nasional dan polisi Afghanistan tahun lalu mengalami kekalahan besar, yang merupakan tahun paling berdarah dalam perang melawan militan Taliban dimulai pada 2001.
Kebangkitan sejumlah kecil militan di Afghanistan yang berafiliasi dengan ISIS menggarisbawahi kekhawatiran akan kemungkinan penyebaran ISIS di negara itu, sementara tentara asing ditarik mundur.
Carter mengatakan kehadiran ISIS di Afghanistan tampaknya masih dalam tahap “aspirasi.”
Tetapi dia juga mengakui bahwa masa depan misi kontra-terorisme AS sedang dikaji ulang.
“Kami sedang membicarakan dan memikirkan ulang rincian misi kontra-terorisme dan bagaimana situasi terorisme di sini telah berubah sejak kami membuat rencana itu,” kata Carter.
Dia mengatakan perundingan mengenai langkah selanjutnya di Afghanistan ini dimungkinkan berkat kemajuan di bidang politik Kabul, dimana pemerintah persatuan Ghani yang pro-barat menggantikan pemerintah mantan presiden Hamid Karzai tahun lalu.
Karzai, yang sebelumnya anak emas masyarakat internasional, mengobarkan pidato-pidato anti barat di tahun-tahun terakhir kekuasannya, dan menolak tekanan AS untuk menandatangani satu traktat keamanan penting.
Carter, menteri pertahanan keempat dalam pemerintahan Obama, adalah mantan orang No.2 Pentagon yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai kebijakan AS di Afghanistan.
Kunjungannya ke Kabul adalah kunjungan kesepuluh, meski ini untuk kali pertama dia datang sebagai pemimpin Departemen Pertahanan.
Carter dan Ghani menolak memberi perkiraan terkait upaya perdamaian dengan Taliban, setelah para pejabat senior militer Pakistan, Afghanistan dan diplomat mengatakan Taliban telah memberi isyarat siap melakukan perundingan damai.
Namun Ghani terdengar lebih bersemangat.
“Dasar untuk perdamaian saat ini dalam keadaan terbaik dalam 36 tahun terakhir. Pendekatan kami membuahkan hasil. Kami memiliki harapan,” ujar Ghani.
“Tetapi berbahaya untuk memberi jawaban tegas terkait satu proses perdamaian.”