Ribuan Warga Selma Peringati Tragedi Bloody Sunday

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 01:23 WIB
Ribuan orang berpawai melintasi jembatan Selma, Alabama, pada Minggu (8/3), untuk memperingati tragedi 50 tahun beralalunya tragedi "Bloody Sunday".
Aksi long march di Selma, Alabama, Amerika Serikat memperingati 50 tahun berlalunya tragedi
Selma, CNN Indonesia -- Puluhan ribu orang berpawai melintasi jembatan Selma, Alabama, pada Minggu (8/3), untuk memperingati tragedi "Bloody Sunday", yang merujuk pada aksi kekerasan polisi atas warga kulit hitam yang menuntut hak mereka untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, pada tahun 1965 silam.

Diberitakan Reuters, massa yang berjumlah sekitar 70 ribu terlihat bersorak sembari menyanyikan "We Shall Overcome" dan membawa spanduk saat mereka berjalan melintasi Jembatan Edmund Pettus.

Pawai kali ini terlihat dilakukan dengan damai, sungguh berbeda dengan aksi kekerasan yang terjadi setengah abad yang lalu. Tragedi "Bloody Sunday", yang direka ulang dalam film "Selma", terjadi pada tanggal 7 Maret 1965, ketika sekitar 600 aktivis kulit hitam dipukuli oleh aparat kepolisian kulit putih yang menyerang mereka dengan tongkat dan menyemprotnya dengan gas air mata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat ramai, tapi pada saat yang sama, sangat menyenangkan dan benar-benar hebat, melihat semua orang datang bersama-sama, dari semua ras," kata seorang wanita kepada CNN, Minggu (8/3), ketika massa mulai bergerak melintasi jembatan.

Sebuah kerumunan besar orang mulai berjalan melintasi jembatan pada waktu yang ditentukan, sebelum pejabat setempat hadir dan memimpin long march ini.

Di antara kerumunan, terdapat juga sejumlah demonstran yang mengaku ikut ambil bagian dalam tragedi "Bloody Sunday" tahun 1965. Aktivis lainnya menyerukan soal imigrasi AS dan hak-hak kaum gay.

Presiden Barack Obama mengunjungi kota Selma pada Sabtu (7/3) dan menyatakan gerakan hak-hak sipil AS semkain maju namun belum selesai dalam menghadapi ketegangan rasial yang sedang berlangsung.

"Lima puluh tahun dari Bloody Sunday, Maret kami belum selesai, tapi kami semakin dekat," kata Obama, presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat.

Peringatan "Bloody Sunday" terjadi menyusul serangkaian insiden yang menewaskan warga kulit hitam di tangah polisi kulit putih beberapa waktu belakangan.

Salah satunya, adalah kasus Michael Brown, remaja kulit hitam berusia 18 tahun yang tewas ditembak Darren Wilson, aparat polisi berkulit putih di Ferguson, Missouri, tahun lalu yang memicu isu rasialisme dan protes luas.

Kasus paling teranyar terjadi pada Tony T. Robinson Jr, seorang pria kulit hitam berusia 19 tahun yang tampaknya tidak bersenjata, tewas ditembak oleh seorang polisi kulit putih di Madison, Wisconsin, pada Jumat (6/3), memicu protes di daerah tersebut pada Minggu (8/3).

Perwakilan AS John Lewis, yang memimpin pawai melintasi jembatan 50 tahun yang lalu dan tersingkir oleh polisi negara bagian, mengatakan kepada NBC "Meet the Press" pada hari Minggu bahwa peristiwa hari itu telah menyebabkan abadi kemajuan dalam hak-hak sipil.

"Ketika aku kembali, aku ingat jembatan ini bagi saya seperti tempat suci. Di situlah sebagian dari kita memberikan berdarah, sementara beberapa lainya hampir mati," kata Perwakilan AS John Lewis yang memimpin pawai.

Film "Selma" yang menggambarkan tragedi "Bloody Sunday" mendapat nominasi Oscar sebagai Film Terbaik 2015. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER