Nikmati Salju Pertama di AS, Imigran Irak Ditembak Mati

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Mar 2015 14:25 WIB
Ahmed Al-Jumaili ditembak mati oleh orang tak dikenal saat sedang menikmati momen salju pertamanya di Amerika Serikat pada Kamis (5/3).
Ahmed Al-Jumaili sedang menikmati salju pertamanya di AS bersama saudara dan istrinya ketika tiba-tiba orang tak dikenal menembaknya pada Kamis (5/3). (Ilustrasi/Reuters/Shannon Stapleton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menikmati salju pertama di Amerika Serikat adalah momen berharga bagi sebagian orang, apalagi untuk seorang imigran Irak seperti Ahmed Al-Jumaili. Nahas, ia malah ditembak mati oleh seorang tidak dikenal saat sedang berusaha mengabadikan momen itu.

Pada Kamis (5/3), tepat 20 hari setelah mereka sampai di AS, Al-Jumaili dan saudara laki-lakinya untuk pertama kalinya melihat salju turun. Sang istri lantas mengeluarkan kameranya dan membidik melalui lensa untuk mengabadikan momen langka tersebut.

Tak disangka, seseorang juga membidik Ahmed dengan senjata. Setelah tertembak, Al-Jumaili berteriak, "Saya tertembak!"

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia lantas lari ke apartemennya yang terletak tak jauh dari sana. Al-Jumaili tewas beberapa jam kemudian.

Setelah insiden, aparat langsung mengerahkan pasukan patroli menuju lokasi.

Menurut penuturan juru bicara kepolisian Dallas, Jeff Cotner, Al-Jumaili tidak pernah melihat salju sebelumnya. "Seperti kita semua, salju yang indah membawa sifat kekanak-kanakan kita," katanya.

Kabar ini sampai juga ke telinga Direktur Eksekutif Badan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) untuk wilayah Dallas dan Forth Worth, Alia Salem.

"Sakit hati yang sangat dalam bagi pemuda tampan yang baru saja datang ke negara ini 20 hari lalu," tutur Salem.

Menurut Salem, kejadian ini langsung menjadi perhatian bagi komunitas Islam tempat ia bernaung. Pasalnya, belakangan ini mereka sedang menaruh perhatian penuh atas kekerasan berbau kebencian terhadap umat Muslim.

CAIR sedang menyelidiki apakah penembakan tersebut dilakukan secara acak atau memang sudah ditargetkan kepada Al-Jumaili. Namun, hingga kini pihak kepolisian belum dapat memastikan motif penembakan itu.

Menurut keterangan yang dihimpun Cotner, beberapa tetangga melihat dua hingga empat orang berjalan kaki memasuki kompleks apartemen melalui jalur mobil sebelum penembakan terjadi. Saksi mengatakan bahwa tidak ada kontak antara orang-orang tersebut dengan Al-Jumaili atau keluarganya.

Para saksi mata lain mengaku mendengar beberapa dentum tembakan yang sepertinya keluar dari senjata laras panjang. Cotner menyatakan, kini polisi sedang melakukan tes untuk menyelidiki apakah tembakan berasal dari satu atau beberapa senjata. Ia juga belum dapat memastikan model senjata yang dipakai.

Selain itu, Cotner mengaku kepolisian masih belum mengantongi informasi lain. Aparat meminta publik untuk menghubungi mereka jika memiliki informasi yang dapat membantu. "Kami tidak dapat memecahkan kejahatan ini sendirian," katanya.

Letih bekerja keras mengungkap kasus ini, pihak kepolisian akhirnya menawarkan imbalan sebesar US$5 ribu bagi siapapun yang dapat memberikan informasi terkait penembakan ini.

Mendukung kepolisian, CAIR juga mendorong siapapun yang memiliki informasi untuk berbagi. Kini, CAIR juga telah memulai kampanye daring untuk menggalang dana bagi keluarga Al-Jumaili dan sumbangan imbalan bagi pemberi informasi. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER