London, CNN Indonesia -- Tiga gadis asal London yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS diduga membiayai perjalanan tersebut dari mencuri perhiasan keluarga mereka. Saat ini, polisi dan keluarga tengah membujuk ketiganya untuk pulang ke Inggris.
Diberitakan The Guardian, Selasa (10/3), hal ini diungkapkan oleh kepala anti-terorisme kepolisian Inggris, Mark Rowley, dalam laporannya pada parlemen yang juga dihadiri oleh orang tua ketiga gadis tersebut; Shamima Begum, 15, Kadiza Sultana, 16, dan Amira Abase, 15.
Menurut Rowley, salah seorang gadis itu mencuri perhiasan untuk membiayai perjalanan menuju Turki sebelum menyusup ke Suriah sebesar 1.000 poundsterling, sekitar Rp20 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira ini terkait pencurian perhiasan di rumah salah satu anggota keluarga," kata Rowley saat ditanya bagaimana ketiga gadis itu mendapatkan uang.
Sultana, Begum dan Abase terbang ke Istanbul pada 17 Februari lalu, dan saat ini diduga telah berada di Raqqa, basis pertahanan ISIS di Suriah. Rowley mengatakan, mereka termasuk dalam 26 gadis Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
MembujukPolisi kini tengah membujuk ketiganya untuk kembali ke rumah, salah satunya dengan berjanji tidak akan mengenakan dakwaan terorisme kepada mereka.
"Sejauh ini kami tidak memiliki bukti bahwa mereka terlibat dalam tindak terorisme. Mereka bisa kembali ke Inggris tanpa dikenakan dakwaan," kata Rowley.
Polisi dalam pembicaraan itu mengaku sempat mengirimkan surat pada para orangtua ketiga gadis. Dalam surat itu, polisi meminta pertemuan dengan para orangtua terkait seorang pelajar wanita berusia 15 tahun, kawan sekolah putri mereka, yang bergabung dengan ISIS beberapa minggu sebelum ketiga gadis itu nekad ke Suriah.
Polisi mengaku salah karena tidak langsung menyerahkan surat itu pada orangtua, melainkan melalui putri mereka, yang lalu menyembunyikan surat itu. Akibatnya surat itu baru ditemukan setelah ketiganya hilang, disembunyikan di dalam buku sekolah.
Ayah Abase, Hussen Abase, mengatakan bahwa surat tersebut telah menakuti putrinya. Dia menegaskan pada parlemen bahwa putrinya adalah korban. "Dia adalah gadis baik-baik, yang jika matahari terbenam, dia akan menelepon untuk minta dijemput. Jadi bagaimana mungkin dia pergi keluar negeri dan bergabung dengan ISIS? Surat itu menakuti anak saya," kata Hussen.
Kakak tertua Begum, Sahima, juga mengatakan bahwa tidak ada indikasi ketiganya telah menjadi radikal.
"Adik saya melakukan apa yang remaja biasa lakukan. Dia senang menonton 'Keeping Up With The Kardashians'," kata Sahima pada anggota parlemen.
(stu)