London, CNN Indonesia -- Perancis bukan lagi bahasa dengan aksen terseksi di dunia. Kini, predikat terseksi jatuh pada aksen Inggris.
Menurut survei Time Out Global Dating yang dirujuk oleh The Telegraph pada Minggu (8/2), aksen Inggris berhasil meraup 26,7 persen suara responden dan menyingkirkan aksen Amerika dan Australia.
Bahkan, bahasa Perancis yang selama ini dikenal sebagai paling romantis dan seksi hanya menempati peringkat kelima. Survei ini dilakukan terhadap 11 ribu orang di 24 kota di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas responden dari Sydney, New York, bahkan Paris mengaku jatuh cinta pada aksen British.
Namun, jika bicara masalah tempat romantis, Paris masih menjadi juaranya. Mengekor di belakangnya Melbourne, Kuala Lumpur, Beijing, dan Chicago, sementara London hanya menduduki peringkat keenam.
Ketika berbicara mengenai kebahagiaan kaum lajang, Sydney menduduki posisi puncak. Sekitar 31 persen responden dari kota tersebut menyatakan dirinya bangga menjadi lajang.
Bertolak belakang dengan Sydney, sekitar 45 persen responden asal New York mengaku tidak suka menjadi lajang.
Jajak pendapat ini juga melempar pertanyaan mengenai etiket berkencan kepada 11 ribu orang yang tersebar di 24 kota seluruh dunia.
Sekitar 53 responden mengaku berciuman pada kencan pertama. Satu dari sepuluh orang menyatakan bahwa berhubungan seks saat kencan pertama sangat wajar.
Sementara itu, 58 persen responden memiliki kebiasaan menelusuri jejaring sosial pasangannya sebelum berkencan. Setelah melewati kencan keenam, mereka mewajarkan bila seseorang mulai berkencan dengan orang lain.
Kebanyakan responden mendeklarasikan diri sebagai pasangan setelah berhasil melewati kencan kesembilan.
Dalam survei ini, responden juga ditanyai mengenai pengalaman terbaik dan terburuk mereka. Contohnya hal terbaik bagi wanita di Kabul, Afghanistan, adalah jumlah pria yang jauh lebih banyak, karena banyaknya militer dan petugas keamanan, ketimbang perempuan.
Sementara salah satu warga Bogota, Kolombia, mengeluh bahwa di negaranya sangat sedikit pria tampan sedangkan populasi perempuan cantik membeludak.
(den)