Sedikitnya 24 Korban Tewas Ditemukan Pasca Badai di Vanuatu

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 08:24 WIB
Vanuatu diterjang badai dan angin topan berkecepatan lebih dari 300 kilometer per jam, menghancurkan sebagian besar rumah di negara kepulauan tersebut.
Vanuatu diterjang badai dan angin topan berkecepatan lebih dari 300 kilometer per jam, menghancurkan sebagian besar rumah di negara kepulauan tersebut. (Reuters/Dave Hunt/Pool)
Port Villa, CNN Indonesia -- Sedikitnya 24 korban tewas ditemukan usai badai topan PAM menghantam Vanuatu pada akhir pekan lalu. Sementara itu bantuan terus mengalir dari negara-negara tetangga.

Menurut pernyataan Kantor Manajemen Bencana Nasional Vanuatu, Selasa (17/3, selain 24 orang yang tewas, sebanyak 3.300 warga lainnya kehilangan tempat tinggal dan berlindung di penampungan. Korban tewas diprediksi bisa lebih banyak lagi seiring pencarian yang masih dilakukan.

Angin badai berkecepatan lebih dari 300 kilometer per jam telah menghancurkan rumah-rumah warga, kapal dan menimbulkan banjir di beberapa wilayah pada Jumat hingga Sabtu pekan lalu. Badai juga memicu gelombang setinggi delapan meter, merusak rumah di pesisir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebanyakan bangunan dan rumah hancur total. Lebih dari 90 persen bangunan rata dengan tanah," kata Presiden Vanuatu, Baldwin Lonsdale kepada Reuters dari konferensi bencana di Tokyo, Jepang.

Palang Merah Australia melaporkan bahwa kehancuran total terjadi di pulau Tanna. Terletak sekitar 200 kilometer selatan ibu kota Port Villa, sebanyak 29 ribu warga Tanna harus bertahan di dalam rumah saat badai kategori 5 menerjang. Dua orang tewas di pulau ini. Kerusakan yang sama terjadi di pulau Erromango, utara Tanna.

Upaya pembersihan tengah dilakukan di Port Villa. Namun pemerintah mengaku kesulitan berkomunikasi dengan pulau-pulau lainnya karena sistem komunikasi yang belum pulih.

Di ibu kota diterapkan jam malam dari pukul 18 hingga 6 untuk mencegah penjarahan.

Sementara itu bantuan berdatangan dari Selandia Baru dan Australia. Mereka membawa air minum, perangkat sanitasi, obat-obatan dan tenda pengungsi untuk sekitar 10 ribu warga yang kehilangan tempat tinggal di pulau utama. Perancis dan Amerika Serikat juga tengah menuju Vanuatu untuk memberi bantuan.

Penerbangan komersial dimulai kembali pada Senin, memudahkan bantuan masuk dan membawa wisatawan pulang.

Australia menjanjikan bantuan senilai A$5 juta (Rp50 miliar) dan Selandia Baru NZ$2,5 juta (Rp23,8 miliar). Inggris yang sempat menguasai Vanuatu hingga tahun 1980 menawarkan bantuan 2 juta pound sterling (Rp39 miliar). Indonesia sendiri juga telah berkomitmen memberikan bantuan, namun jumlahnya belum dipastikan.

Vanuatu adalah negara yang terdiri dari 80 gugusan pulau, berpopulasi 260 ribu orang. Terletak di Cincin Api Pasifik, salah satu n egara termiskin di dunia ini rentan bencana gempa bumi, tsunami, badai dan gunung berapi. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER