Hadapi Kematian Lee, Singapura Tetap Efisien

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 16:17 WIB
Menghadapi kematian Lee, pemerintah Singapura tetap menunjukkan efisiensi bahkan dalam mengatur antrian warga yang ingin memberi penghormatan pada Lee.
Menghadapi kematian Lee, pemerintah Singapura tetap menunjukkan efisiensi bahkan dalam mengatur antrian warga yang ingin memberi penghormatan pada Lee. (Reuters/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura dikenal luas sebagai negara yang efisien. Dan seremoni kematian perdana menteri pertamanya, Lee Kuan Yew, juga menunjukkan bagaimana negara kota itu mengatur semuanya dengan rapi.

Beberapa jam setelah kematian Lee pada Senin (23/3) pukul 03.18 pagi, pemerintah langsung mengkonfirmasi pengaturan lalu lintas saat ia disemayamkan dan dimakamkan, serta mengirim undangan. Pusat komunitas di seluruh Singapura sudah siap menyelenggarakan pameran foto mantan pemimpin mereka.

Badan yang bertanggung jawab pada masa-masa berkabung di depan istana dan gedung parlemen langsung bertugas. Di penghujung hari, pemerintah merilis lewat televisi berapa banyak kartu yang dirilis untuk para pengunjung, 12.350 pada Senin, dan 21.000 pada Selasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sangat, sangat sistematis,” ujar Lina Wee, seorang karyawan eksekutif yang mengunjungi istana untuk berkabung pada Selasa.

Bandara internasional Changi berturut-turut terpilih sebagai bandara terbaik di dunia. Transportasi publik Singapura juga memiliki kualitas dunia, meski beberapa keluhan tentang kepadatannya.

Layar di stasiun kereta bawah tanah dan teks berjalan di bus-bus bertuliskan “Remembering Lee Kuan Yew 1923-2015”.

Pemerintah menyediakan layanan bus gratis dari pelabuhan bagi warga yang ingin berbelasungkawa di pusat-pusat komunitas.

Informasi tentang penutupan jalan saat jenazah Lee dibawa dari rumah sakit ke istana, lalu ke gedung parlemen hingga nanti dimakamkan diinformasikan secara detail melalui media sosial dan situs web Land Transport Authority.

Institusi lain juga merespon dan berkontribusi dengan cepat.

Museum Nasional Singapura menyelenggarakan pameran mengenang Lee Kuan Yew pada Rabu (25/3).

Di taman botani Singapura yang terkenal, satu jenis melati baru yang diberi nama Lee Kuan Yew dipersembahkan kepada anaknya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Pemerintah tampaknya sudah menyiapkan skenario jika Lee meninggal, bahkan beberapa tahun sebelumnya.

Pemakaman Lee pada Minggu mendatang, akan dihadiri oleh banyak pemimpin negara, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Bahkan kerumunan massa yang membludak yang ingin melihat jenazahnya di gedung parlemen hari ini berhasil diatur dengan baik. Petugas penjaga membagikan air, dan mereka yang sudah berhasil masuk ke gedung diberikan batas waktu.

Felicia Wong, seorang lulusan sarjana berusia 20 tahun, datang ke istana untuk ikut berbelasungkawa, mengatakan ia menghargai kemudahan bagi warga yang ingin mengenang Lee, namun mengakui semuanya seolah terlalu diatur.

“Seolah mereka sudah mempersiapkan semuanya, menunggu untuk dimobilisasi,” kata dia. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER