JK: Singapura Paling Maju dan Cerdas di ASEAN

Sisi Noor Aspasia | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 13:09 WIB
Di mata Wakil Presiden Jusuf Kalla, kesuksesan Lee Kwan Yew tidak lepas setelah penerapan metode 'Utamakan Kata Tidak, Bukan Ya'.
Di mata Wakil Presiden Jusuf Kalla, kesuksesan Lee Kwan Yew tidak lepas setelah penerapan metode 'Utamakan Kata Tidak, Bukan Ya'. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai Singapura sebagai negara paling maju dan cerdas di Asia Tenggara.

"Singapura negara paling maju dan cerdas di Asia Tenggara, dan besar peran Lee Kwan Yew," kata JK dalam pidato sambutannya di JCC, Jakarta, Selasa (24/3).

Di mata JK, kesuksesan Lee Kwan Yew tidak lepas setelah penerapan metode 'Utamakan Kata Tidak, Bukan Ya'. Memang dampaknya akibat metode ini banyak larangan di Singapura, namun larangan ini juga yang akhirnya membawa Singapura sebagai negara yang bersih, displin, dan mampu mendidik warganya yang hasilnya baik bagi perkembangan dan pertumbuhan negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pandangan JK, Singapura memiliki metode yang cukup keras dalam mendidik masyarakatnya, Pemerintah Singapura berani memberikan hukuman pada warganya yang melanggar aturan sehingga jiwa leadership terpupuk dengan metode ini.

"Indonesia harus belajar banyak dari Singapura," tutup JK.

Pada acara ini, JK didampingi oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri ESDM, Sudirman Said, Menkominfo Rudiantara, Menteri PU & Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Pidato JK ini dalam rangka mengenang wafatnya mantan PM Singapura Lee Kwan Yew.

Lee Kuan Yew merupakan Perdana Menteri Singapura pertama. Lee menjabat dari tahun 1959 hingga mengundurkan diri pada tahun 1990.

Seperti dilansir Reuters, Lee meninggal di rumah sakit General, Singapura pada pukul 3.18 waktu setempat.

Selama masa kepemimpinan Lee, Singapura berkembang dari negara golongan Dunia Ketiga menjadi salah satu negara maju di dunia, meskipun hanya mempunyai sedikit penduduk dan sumber daya alam.

Dari berbagai pemberitaan, Lee kerap berkata bahwa satu-satunya sumber daya alam Singapura adalah rakyatnya dan ketekadan dalam bekerja.

Selama menjabat, Lee menerima berbagai tanda penghargaan, termasuk "Order of the Companions of Honour" pada 1970, "Knight Grand Cross of the Order of St Michael and St George" pada 1972, "Freedom of the City" di London pada 1982, "Order of the Crown of Johore First Class" pada 1984 dan "Order of the Rising Sun" pada 1967.

Lee juga sempat menulis dua buku memoar. Buku Lee berjudul "The Singapore Story" berisikan pandangannya mengenai sejarah Singapura hingga negara itu keluar dari Federasi Malaysia pada 1965. Buku lainnya, "From Third World to First: The Singapore Story" Lee menuangkan pandangannya mengenai perubahan Singapura menjadi negara maju. (den/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER