Paris, CNN Indonesia -- Seorang kolektor perhiasan asal Taiwan mendapatkan musibah saat dia jadi korban penjambretan ketika mengunjungi Paris, Perancis. Perhiasan senilai US$5,4 juta atau lebih dari Rp63 miliar raib seketika.
Diberitakan TIME, insiden ini terjadi pada Kamis (16/4) saat berada di taksi dalam perjalanan dari Bandara Charles De Gaulle menuju Paris. Pelaku yang berjumlah tiga orang melakukan aksinya saat taksi melalui terowongan Landy.
Menurut laporan polisi, pelaku kemudian memecahkan kaca mobil dan menjambret tas tangan wanita tersebut sebelum tancap gas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi masih memburu ketiga pelaku. Belum diketahui apakah pelaku memang mengincar perhiasan dalam tas atas tindakan itu dilakukan secara sembarang.
Petugas mengatakan, perhiasan yang dijambret punya keunikan tersendiri sehingga tidak bisa dijual sembarangan.
Menurut korban, perhiasan itu seharusnya akan dipamerkan di Museum Seni Modern di Paris. Namun klaim ini dibantah pihak museum.
Terowongan Landy sepanjang 0,8 kilometer yang menghubungkan Paris dengan Bandara Charles De Gaulle memang dikenal rawan kejahatan yang tidak pandang bulu.
Pada Februari 2010, putri dari walikota Kiev, Ukraina, Christina Chernovetska, jadi korban penjambretan di terowongan ini. Tas berisi perhiasan senilai 4,5 juta euro (Rp62 miliar) digasak perampok.
Pangeran Saudi Abdul Aziz bin Fahd, putra mendiang Raja Fahd juga pernah jadi korban. Rombongan Saudi dicegat perampok bersenjata Agustus tahun lalu, uang 250 ribu euro (Rp3,4 miliar) dan berbagai dokumen diplomatik dicuri.
(stu)