UE Akan Perketat Pengawasan Warga yang Masuk Daerah Schengen

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 13 Mar 2015 07:02 WIB
Peraturan ini akan mulai diberlakukan mulai Juni, untuk membendung masuknya kembali warganya yang kembali dari pertempuran di Timur Tengah.
Indikator akan memungkinkan semacam pemindaian individu yang berpotensi berbahaya, kata seorang pejabat Uni Eropa. (Getty Images/Knopper)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mulai Juni, negara-negara Eropa akan melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap warga Uni Eropa yang masuk ke wilayah bebas paspor Schengen, untuk membendung arus terorisme.

Para menteri dalam negeri Uni Eropa sepakat pada Kamis (12/3) untuk meningkatkan kontrol di perbatasan wilayah Schengen menyusul seruan oleh para pemimpin Uni Eropa setelah serangan militan di majalah satire Perancis, Charlie Hebdo.

Otoritas pengawasan perbatasan akan menggunakan indikator risiko "ketika melakukan pemeriksaan sistematis pada individu,” kata komisaris urusan dalam negeri Uni Eropa, Dimitris Avramopoulos.

Para pejabat menolak memberikan rincian terkati indikator risiko tersebut karena alasan keamanan, meski begitu, mereka mengatakan bahwa indikator itu dapat menargetkan penerbangan tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indikator akan memungkinkan semacam pemindaian individu yang berpotensi berbahaya, kata seorang pejabat Uni Eropa.

"Daftar ini sedang diselesaikan dengan Interpol dalam beberapa minggu mendatang dan akan dilaksanakan dengan dukungan dari Frontex (badan pengawasan perbatasan EU)," kata Avramopoulos pada konferensi pers, dikutip dari Reuters.

Mehdi Nemmouche, seorang warga negara Prancis berusia 29 tahun diyakini telah kembali baru-baru ini dari pertempuran bersama militan Islam di Suriah, ditangkap Mei lalu atas pembunuhan empat orang di Museum Yahudi di Brussels, menimbulkan kekhawatiran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ribuan orang Eropa lain yang telah pergi ke Suriah.

Ketika pertauran baru ini nanti diberlakukan, database badan-badan keamanan akan memiliki dokumen mereka yang dicurigai secara elektronik.

Saat ini, hanya sekitar 30 persen dari paspor yang dimiliki wisatawan yang memasuki atau meninggalkan wilayah Schengen diperiksa secara elektronik untuk melihat apakah paspor mereka hilang, dicuri atau palsu.

Sebuah langkah lebih lanjut memungkinkan pemeriksaan pada semua warga negara Uni Eropa yang memasuki wilayah Schengen, tapi para menteri memutuskan untuk tidak melakukan itu saat ini karena akan secara signifikan akan memperpanjang waktu para penumpang menunggu di bandara. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER