Banyaknya Wisatawan Membuat Turki Sulit Bendung Arus Militan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 16:43 WIB
Turki banyak dikritik karena dianggap tak ketat menjaga perbatasan sehingga dijadikan gerbang bagi militan asing yang ingin bergabung dengan kelompok teroris.
Turki banyak dikritik karena dianggap tak ketat menjaga perbatasan sehingga dijadikan gerbang bagi militan asing yang ingin bergabung dengan kelompok teroris. (Antara/Fanny Octavianus)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak ancaman terorisme ISIS di Irak dan Suriah merebak, Turki seolah menjadi pintu gerbang bagi para militan asing yang ingin bergabung dengan kelompok itu.

Pada pertengahan Maret lalu, misalnya, 16 WNI ditahan aparat berwenang Turki ketika mencoba menyeberang ke Suriah lewas perbatasan Turki. Dan akhir Februari, 16 WNI lain yang berangkat untuk berwisata dengan biro perjalanan resmi Smailing Tour menghilang dan diyakini sudah berada di Suriah.

Pada pertengahan Februari, tiga gadis Inggris berusi 15-16 tahun tiba di Turki, lalu menghilang dan diperkirakan telah menyebrang ke Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Turki kemudian dikritik keras karena dianggap tak ketat menjaga perbatasannya.

Dalam warancara dengan CNN Indonesia pada Rabu (24/4), Wakil Perdana Menteri Turki, Bulent Arinc yang berada di Jakarta untuk menghadiri  peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, menegaskan bahwa pemerintahnya menolak aksi terorisme dalam bentuk apapun. 

Berikut wawancara selengkapnya. 

Bagaimana kebijakan dari pemerintah Turki terkait sejumlah laporan simpatisan militan memasuki Suriah dari perbatasan Turki?

Untuk alasan apapun dan dengan cara apapun, teror merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pembunuhan adalah tindak kriminal yang besar, dan apapun alasannya kami tidak mengizinkan ini di Turki.

Demikian juga dengan sejumlah kelompok yang menjadikan Islam sebagai pembenaran, tidak ada pembenaran untuk pembunuhan. Orang-orang tersebut tidak tahu tentang Islam dan ini bukan Islam yang sesungguhnya. Turki memiliki 80 juta penduduk,  namun jumlah simpatisan teroris di Turki tak lebih dari satu dari satu juta orang.

Kelompok teroris tidak akan pernah bermarkas di Turki. Militer kami tidak akan mengizinkan hal itu terjadi.

Turki tidak mengizinkan warga dari negara lain menerobos perbatasan kami. Negara lain harus memberikan informasi kepada Turki tentang warga negara mereka karena terdapat 40 juta wisatawan yang datang ke Turki setiap tahun. Kami dapat mengambil langkah-langkah yang konkret jika kami mengetahui tujuan mereka datang ke Turki dengan visa wisata.

Sejauh ini, kami mengantongi 12 ribu nama dari seluruh dunia yang dilarang datang ke Turki. Kami juga telah memulangkan 1.500 orang yang telah memasuki Turki. Namun, jika intelijen negara lain tidak memberitahu Turki secara cepat, kemungkinan besar orang-orang ini telah menyebrang ke negara lain melalui Turki.

Saya ingin menjelaskan kasus tiga gadis Inggris berusia 15 atau 16 tahun yang masuk ke Turki. Intelijen Inggris baru memberi informasi tentang mereka 30 jam setelah ketiganya tiba di Turki sehingga kami tak dapat lagi melacak keberadaan mereka.

Seharusnya, badan intelijen Inggris memberikan informasi kepada kami terkait alasan para gadis ini meninggalkan negara mereka dan datang ke Turki.  Jika informasi yang diberikan terlambat, kami tidak bisa dianggap bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Apakah Anda tahu bahwa ada 16 warga Indonesia yang hingga kini hilang di Turki dan diperkirakan telah berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS?

Sejak pemerintah Indonesia memberi informasi ini, militer kami langsung melakukan koordinasi namun hingga saat ini kami tidak memiliki keterangan tentang keberadaan mereka. Informasi yang kami dapat adalah mereka memasuki Turki dengan visa turis.

Apakah tadi Anda membicarakan hal tersebut dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla?

Kami membicarakan soal terorisme dan penanggulangan terorisme secara umum. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER