Jakarta, CNN Indonesia -- Pekik "Bandung Juara" menggelegar di Stadion Siliwangi, Bandung, ketika Museum Rekor Indonesia mengumumkan bahwa puluhan ribu orang yang memadati gelanggang olahraga pada Kamis (23/4) berhasil memecahkan rekor pemain angklung terbanyak di Indonesia. Namun, pekik berubah menjadi bisik ketika pihak Guinness Book of Record dari Inggris menyatakan bahwa pengumuman rekor dunia baru akan dinyatakan setelah proses penilaian ketat dilakukan.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, jika dipantau dari catatan MURI, lautan manusia di stadion tersebut hampir dipastikan melebihi rekor sebelumnya.
"Sebelumnya itu di Bogor 11 ribu orang memainkan angklung. Lalu, di Monas ada 13 ribu orang," ujarnya di hadapan warga yang berkumpul di Stadion Siliwangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai dengan hitungan kasar yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, jumlah pemain angklung di stadion tersebut sesuai dengan target, yaitu 20 ribu orang.
"Di sini ada 400 baris yang isinya masing-masing sekitar 50. Berarti sudah 20 ribu. Belum yang di tribun," ucapnya.
Setelah melakukan hitung kasar, para relawan tersebut lantas unjuk kebolehan. "Sekarang saatnya kita mainkan angklung agar orang Guines benar-benar melihat apakah kita bisa memainkan angklungnya," kata seorang pemandu acara.
Tangan kondaktur terangkat, ribuan pasang mata tertuju ke layar. Ketika tangan pemimpin tersebut bergerak memberikan kode, lagu "We Are the World" milik Michael Jackson membahana.
Di kursi tempat istimewa, berdiri pula salah satu anggota DPR dari Bandung, Nico Siahaan. Haru biru menyelimuti stadion.
Sorak sorai dan kibar bendera berbagai negara Asia Afrika pun mengakhiri alunan tembang tersebut.
Suara Kang Emil, sapaan akrab Ridwan, meredam suasana. "Sekarang saat yang kita tunggu. Lucia dari Guinness Book Records akan mengumumkan sesuatu," katanya.
Dengan sigap, Lucia mengambil alih pengeras suara. "Saya sangat terharu hari ini. Ribuan orang berkumpul memainkan angklung dengan sangat indah," tuturnya.
Melanjutkan penuturannya, suara Lucia melemah. "Ini jelas lebih banyak dari rekor sebelumnya di Washington, di mana lima ribu orang bermain angklung, tapi proses penilaian lebih akurat harus kami lakukan terlebih dahulu di Inggris. Pengumuman tidak dapat dilakukan sekarang," paparnya.
Para peserta yang sudah terpanggang matahari sejak sekitar pukul 06.30 WIB tersebut lantas berbisik satu sama lain, seakan tak terima. Melihat hal tersebut, Kang Emil langsung membangkitkan semangat.
"Saya yakin kita bisa memecahkan rekor. Bukan di Washington, bukan di Amerika, tapi di Indonesia, di Bandung! Bandung Juara," teriaknya disambut pekik "Bandung Juara" dan kibaran bendera kecil dari para delegasi negara undangan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan Bandung menyambut peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Setelah serangkaian sidang pleno di Jakarta pada 19-23 April, besok Jumat (24/4), para delegasi negara Asia Afrika akan bertolak ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA yang pertama kali berlangsung pada 1955.
(stu)