Deklarasi Palestina: Dukungan Asia Afrika ke Negara Terjajah

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 22:37 WIB
Deklarasi Palestina dihasilkan pada acara KAA ke-60 yang berlangsung di Jakarta, berisi komitmen pemimpin Asia dan Afrika merebut kemerdekaan.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan usai menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 di Jakarta Convention Center, Kamis (23/4). (AntaraFoto/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deklarasi Palestina menjadi salah satu dari tiga dokumen penting yang dihasilkan dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika yang dihelat pada 19 hingga 24 April. Selama lima hari digelar di Jakarta, peringatan KAA menjadi ajang menggalang dukungan terhadap kemerdekaan dan pendirian negara Palestina.

Dukungan Palestina ini sejalan dengan tujuan awal KAA, yakni, menjadi tempat aspirasi negara yang menentang penjajahan dan imperialisme.

Berdasarkan dokumen yang diterima CNN Indonesia, Deklarasi Palestina berisi komitmen para pemimpin Asia dan Afrika untuk merebut kemerdekaan dan menentukan nasib sendiri seperti yang terangkum dalam Komunike Final Bandung. (Lihat Juga: FOKUS Hiruk Pikuk Konferensi Asia Afrika)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami, para pemimpin negara Asia dan Afrika, tetap berkomitmen untuk menentukan nasib kami sendiri seperti yang terangkum dalam Komunike Final dari Konferensi Bandung pada 1955, yang sejalan dengan Piagam PBB," bunyi Deklarasi Palestina.

Selain itu, isi Deklarasi Palestina juga menyoroti persoalan menghormati ketahanan dan keteguhan rakyat Palestina dalam menghadapi pendudukan Israel dan dukungan atas perjuangan mereka untuk mendapatkan kembali hak menentukan nasibnya sendiri. Hal tersebut termasuk pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, berdasarkan batas-batas wilayah pada 4 Juni 1967 dan resolusi PBB yang relevan, serta solusi pendirian dua negara.

Selain mendukung kemerdekaan, Deklarasi Palestina juga menyinggung sejumlah konflik yang timbul lantaran pendudukan Israel, seperti soal permukiman Yahudi, ribuan rakyat Palestina yang terusir dari tempat tinggal mereka sendiri, hingga sengketa wilayah perbatasan.

"Kami menekankan bahwa solusi yang tepat bagi konflik Israel dan Palestina adalah sebuah perjanjian, yang menghentikan okupasi Israel yang dimulai sejak 1967, menyelesaikan segala permasalahan status permanen, seperti pengungsi Palestina, Yerusalem, permukiman, batas wilayah, keamanan dan air dan secara adil memenuhi hak dan aspirasi nasional rakyat Palestina," bunyi dokumen tersebut.

Deklarasi Palestina juga menyebutkan persatuan di antara rakyat Palestina merupakan kunci utama dalam membentuk Palestina yang berdaulat, kuat dan demokratis. Oleh karena itu, Deklarasi Palestina mendukung apa yang dilakukan pemerintah Konsesus Nasional Palestina mendukung hal tersebut.

Dokumen yang telah disahkan oleh pemimpin acara, Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, juga menyinggung soal pembahasan perdamaian antara Isreal dan Palestina yang tak juga mencapai kata sepakat.

Sejumlah isu lainnya juga dibahas dalam dokumen tersebut, terutama soal kecaman operasi militer Israel di Jalur Gaza pada Juli hingga Agustus 2014 yang telah menewaskan ribuan warga Palestina. Deklarasi Palestina juga mengecam provokasi Israel di Yerusalem Timur terhadap situs-situs keagamaan seperti Masjidil Aqsa.

Terakhir, Deklarasi Palestina juga mengajak seluruh negara Asia dan Afrika untuk bersatu dalam rasa persaudaraan dan solidaritas, serta membantu pembangunan infrastruktur Palestina yang telah hancur karena serangan Israel utamanya di Jalur Gaza dan mendukung Palestina sebagai anggota tetap PBB.

Selain mengesahkan Deklarasi Palestina, Presiden Joko Widodo mengesahkan dua dokumen lainnya, yaitu Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (NAASP) dan Pesan Bandung.

Perhelatan peringatan 60 tahun KAA akan dilanjutkan di Bandung pada Jumat (24/4). Peringatan 60 tahun KAA di Bandung akan diisi beberapa agenda, diantaranya napak tilas dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka via Jalan Asia Afrika, pidato Presiden Republik Indonesia dan kepala negara yang mewakili Asia dan Afrika serta penandatanganan Bandung Message. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER