Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan kembali membahas perdamaian di Timur Tengah saat bertemu secara bilateral dengan petinggi negara Turki. Dalam Konferensi Asia dan Afrika (KAA), Turki akan mengirimkan Deputi Perdana Menteri Ahmet Davutoglu yang akan menjadi perwakilan dalam pertemuan dengan JK.
"Sikap Indonesia adalah mendesak soal keadaan di Timur Tengah saat ini. Presiden Jokowi telah bicara dengan Erdogan (Presiden Turki), kami ingin dalam peringatan KAA semua bisa bertemu dan membahas ini perdamaian Timur Tengah," Kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (22/4).
JK mengatakan tujuan Indonesia turut berpartisipasi dalam usaha perdamaian ini, salah satunya untuk menyelamatkan nasib Warga Negara Indonesia (WNI) yang terlunta-lunta akibat konflik di Yaman.
(Baca Juga: FOKUS Hiruk Pikuk Konferensi Asia Afrika)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK selaku Ketua delegasi Indonesia dalam KAA akan mengusulkan sekaligus meminta penyelesaian konflik di Yaman melalui dialog. Dialog ini dianggap sebagai salah satu bentuk bentuk solusi perdamaian.
Selain itu, Indonesia juga akan memprakarsai pembentukan gugus tugas antara negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memfasilitasi penemuan solusi perdamaian lebih dalam.
Gugus tugas yang dimaksud ialah unit yang bergerak dalam satuan waktu tak tetap tergantung pencapaian perdamaian di Timur Tengah.
Berdasarkan agenda yang diterima oleh CNN Indonesia, pertemuan Bilateral antara Turki dan Indonesia masuk dalam agenda Konferensi Asia Afrika, yakni pada pukul 10.45 WIB di Jakarta, Kamis (23/04).
Ide memprakarsai perdamaian di Timur Tengah muncul di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa malam (21/4).
Kala itu JK sedang menggelar pertemuan dengan beberapa ormas islam tanah air dan beberapa Menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa. Awalnya, pertemuan ini dikhususkan kepada penemuan solusi pemberantasan gerakan radikalisme seperti ISIS di Indonesia.
Lantaraan memiliki penduduk muslim terbanyak didunia, maka ormas Islam pun mendesak JK selaku wakil Kepala Negara untuk mengambil aksi dan inisiatif partisipasi Indonesia
dalam skala internasional terkait kestabilan perdamaian yang diduga penyebab ketidakstabilan ekonomi dan politik suatu negara yang kemudian berpotensi melahirkan gerakan radikalisme seperti ISIS.
(utd)