Bandung, CNN Indonesia -- Pidato Presiden Joko Widodo di Gedung Merdeka, Bandung, pagi ini menggelorakan kembali semangat Konferensi Asia dan Afrika yang diembuskan para pemimpin negara Asia dan Afrika pada tahun 1955 silam.
Pidato Jokowi dimulai dengan ucapan selamat datang di Bandung kepada para pemimpin negara yang menghadiri seremonial penutupan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika hari ini.
"Selamat datang di Bandung di mana ketidakadilan digelorakan. Dahulu di dalam ruangan ini hadir pendahulu kita yang menginspirasi dunia," kata Jokowi memulai pidatonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi kemudian menyebutkan lima pemimpin negara yang menginisasi Konferensi Asia Afrika, yaitu Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Bogra, Perdana Menteri Sri Lanka Sir John Kotelawa dan Perdana Menteri Myanmar, U Nu.
"Di ruang ini, semangat sang inisasitor, Soekarno, Bung Karno, masih menggema. Di ruang ini, gelora perjuangan pemimpin besar Jawaharlal Nehru masih terasa. Di ruang ini semangat solidaritas Muhamad Ali Bogra terasa belumlah padam. Di ruangan ini, cita-cita suci pemimpin besar, Sir John Kotelawa untuk rakyatnya, masih menggema. Di ruang ini, peimpin besar U Nu terasa masih di hati kita," kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan bahwa kelima negara tersebut dibentuk di atas sebuah cita-cita untuk berkehidupan yang adil dan sejahtera, yang sesuai dengan menginsipari hadirnya semangat bandung.
Kini, 60 tahun berlalu, Jokowi melanjutkan bahwa tantangan telah berubah. Namun, semangat yang bergelora dalam dada pera pemimpin negara Asia dan Afrika tetaplah sama.
"Kita harus bahu membahu meningkatkan kemakmuran rakyart kita melalui ekonomi dan perdagangan, agar kita sejajar dengan negara maju di belahan dunia lain," kata Jokowi.
Pidato Jokowi ditutup dengan "Sampai jumpa kembali pada Konferensi Asia Afrika pada tahun mendatang".
(stu)