Nepal Minta Bantuan Internasional Cari Korban Gempa

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 26 Apr 2015 08:16 WIB
Pemerintah Nepal meminta negara-negara lain untuk mengirim bantuan guna membantu pencarian korban selamat dan korban tewas akibat gempa yang melanda.
Nepal meminta bantuan internasional mengatasi bencana gempa yang menewaskan hampir 1.400 orang dan longsor salju di Everest. (Reuters/Navesh Chitrakar)
Kathmandu, CNN Indonesia -- Nepal meminta negara-negara di dunia mengirim bantuan untuk membantu mengatasi situasi paska gempa bumi yang menewaskan hampir 1.400 orang.

“Kami telah menerapkan rencana aksi bantuan dan rehabilitasi, dan begitu banyak yang harus dikerjakan,” kata Minendra Rijal, menteri informasi dan penyiaran Nepal.

“Negara kami dalam krisis dan kami membutuhkan bantuan dan dukungan yang luar biasa besar,” ujarnya kepada televisi India Minggu (26/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Nepal mengatakan korban tewas mencapai 1.394 orang, 4.700 lainnya luka-luka. Lebih dari 630 korban yang tewas berada di lembah Kathmandu dan setidaknya 300 korban tewas merupakan penduduk ibukota Kathmandu.

Jumlah korban diperkirakan bertambah sementara para pekerja bantuan mempergunakan tangan untuk menggali reruntuhan rumah untuk mencari korban yang selamat.

Ribuan orang yang selamat terpaksa tidur di tepi jalan dibawah kondisi suhu yang membeku dan hujan ringan. Mereka terpaksa menghabiskan malam di luar rumah karena takut kembali ke rumah mereka yang rusak akibat gempa berkekuatan 7,9 Richter yang terjadi Sabtu (25/4).

Pendaki gunung asing dan pemandu asal Nepal di sekitar Gunung Everest terjebak oleh salju longsor akibat gempa ini. Beberapa yang selamat memanfaatkan media sosial untuk meminta bantuan, dan memperingatkan bahwa jika bantuan tidak datang cepat akan lebih banyak orang yang tewas.

Rumah sakit di negara miskin berpenduduk 28 juta ini kesulitan dalam mengatasi korban tewas dan luka akibat gempa bumi terburuk yang dialami Nepal dalam 81 tahun.

Sementara, pekerja bantuan tidak bisa melakukan pencarian ke bawah reruntuhan gedung akibat kekurangan alat.

Rumah sakit Bir di Kathmandu sejauh ini telah menerima antara 300 dan 350 warga yang mengalami luka serius, dan sebagian besar dari mereka akhirnya tewas. Petugas medis Dinesh Chaudhari mengatakan rumah sakit itu kekurangan obat-obatan dan terpaksa membeli dari toko di luar rumah sakit.

“Pasti akan lebih banyak pasien yang datang karena saat ini baru sedikit reruntuhan yang dibersihkan,” katanya.

Warga Terperangkap

Gempa bumi yang berpusat sekitar 80 km dari kota Pokhara menyebabkan lebih banyak kerusakan karena kedangkalannya.

Sejumlah wilayah di Kathmandu hancur, dan operasi bantuan belum mencapai wilayah-wilayah terpencil.

Sejumlah monumen penting di ibukota Nepal hancur seperti Menara Dharahara yang memiliki ketinggian 60 meter, dan dibangun pada 1832 sebagai hadiah bagi ratu Nepal. Menara ini menjadi obyek wisata penting sejak dibuka untuk umum 10 tahun lalu.

Polisi setempat mengatakan hingga 200 orang teperangkap di dalam menara yang kini hanya berupa puing-puing.
Pekerja bantuan Nepal tidak memiliki peralatan lengkap untuk mencari korban tewas dan selamat dari reruntuhan gedung. (Reuters/Navesh Chitrakar)
Di kota berpenduduk satu juta orang ini, para pekerja bantuan menggali gedung-gedung yang hancur untuk mencari korban selamat. Salah satu diantara gedung itu adalah kuil kuno Hindu yang terbuat dari kayu.

“Saya bisa melihat tiga mayat biksu terperangkap di reruntuhan gedung dekat kuil,” ujar Devyani Pant, seorang wisatawan asal India, kepada Reuters. “Kami mencoba menarik mereka dan mencari orang lain yang terperangkap.”

India, yang mengalami gempa susulan dan menewaskan 44 orang, menjadi negara pertama yang mengirim bantuan berupa pesawat militer berisi peralatan medis dan tim bantuan.

Kedutaan besar India di Nepal mengatakan 285 anggota Pasukan Reaksi Bencana Nasional telah dikerahkan untuk membantu militer Nepal dalam operasi penyelamatan.

Kelompok-kelompok bantuan siap mengirim tim ke Nepal dengan membawa pasok air bersih, sanitasi dan makanan darurat.

AS, Inggris dan Pakistan bersiap mengirim pakar bantuan dan penyelamatan ke Nepal.

Tragedi di Pegunungan

Satu tim pendaki gunung militer India menemukan 18 jenazah di Gunung Everest, dimana longsoran salju akibat gempa menerjang markas pendaki. Lebih dari 1.000 pendaki gunung berada di maskas itu.

Seorang pejabat pariwisata, Mohan Krishna Sapkota, megnatakan “sulit untuk mengetahui dengan pasti jumlah korban tewas dan kerusakan yang terjadi” di sekitar Everest.

“Para pendaki gunung itu tersebar di sekitar markas dan beberapa bahkan sudah naik lebih tinggi. Hampir tidak mungkin untuk menghubungi semuanya.”
Gempa bumi kuat menyebabkan longsor salju di Gunung Everest dimana ratusan ribu pendaki memulai musim pendakian tahun ini. (Reuters/Phurba Tenjing Sherpa)
Sekitar 300 ribu wisatawan asing diperkirakan berada di berbagai lokasi di Nepal karena saat ini merupakan musim pendakian gunung Himalaya, dan petugas setempat kewalahan menerima panggilan telpon dari keluarga wisatawan yang mencari informasi.

Pendaki gunung asal Rumania bernama Alex Gavan menulis pesan di akun Twitternya bahwa ada “gempa bumi besar yang diikuti salju longsor” di markas pendakian Everest sehingga dia terpaksa menyelamatkan diri.

Dalam pesan di Twitter selanjutnya, dia meminta bantuan agar dikirim helikopter untuk menyelamatkan pendaki yang luka: “Banyak yang tewas. Lebih banyak lagi yang luka. Akan lebih banyak yang tewas kalau tidak ada bantuan dengan cepat.”

Nepal yang terletak di antara India dan Tiongkok, sering dilanda bencana alam. Gempa bumi terburuk di negara itu terjadi pada 1934 dimana lebih dari 8.500 orang tewas. (yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER