Jakarta, CNN Indonesia -- Agnes Saal, seorang pegawai negeri sipil, kepala Institut Audiovisual Nasional Perancis, mengundurkan diri karena skandal tagihan taksi.
Saal mengajukan pengunduran dirinya kepada Menteri Kebudayaan Perancis pada Selasa (28/4), karena banyaknya tekanan dan kecaman sejak media ramai memberitakan tagihan taksinya yang mencapai ratusan juta rupiah.
Surat kabar Prancis Le Figaro melaporkan pada akhir pekan bahwa Saal telah minumbun tagihan taksi senilai 40 ribu euro atau setara dengan Rp569 juta, hanya dalam rentang waktu sepuluh bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah ini, menurut media Perancis, bahkan makin mengejutkan mengingat seseorang dengan posisi Saal ditunjang oleh fasilitas mobil dengan sopir sendiri.
Jumah tagihan itu dicantumkan dalam sebuah surat kaleng yang dikirim kepada para direktur lembaganya bekerja, tepat sebelum pertemuan dewan tahunan lembaga itu.
Saal membela diri pada akhir pekan lalu, sekaligus menawarkan untuk membayar kembali sebagian dari tagihan.
"Sebagai CEO INA, saya memiliki mobil perusahaan dengan sopir untuk saya, tapi karena saya tidak bisa memaksa dia untuk bekerja 12 sampai 15 jam sehari dan pada akhir pekan, saya juga berlangganan taksi, karena saya tidak memegang SIM," kata Saal, dikutip dari The Local.
"Sistem ini sudah ada sebelum saya tiba dan saya meneruskannya,” ujar Saal.
Namun kemudian ditemukan bahwa anak Saal juga menggunakan taksi dan melimpahkan tagihan taksi sebesar 6.700 euro atau setara Rp95,4 juta ke ibunya, Saal mengakui kesalahannya.
"Ini kesalahan. Saya menerima tanggung jawab dan saya sudah mengembalikan biaya tersebut," ucap Saal.
Saal juga dipertanyakan soal tagihan taksi pada akhir pekan yang mencapai 7.800 euro atau setara Rp111 juta.
"Tidak jelas apakah itu untuk taksi ke sebuah acara di mana saya mewakili INA secara profesional atau pribadi," katanya. Saal juga menambahkan sekitar seperempat atau sepertiga biaya taksi di akhir pekan yang diperuntukkan bagi keperluan pekerjaan.
Huffington Post melansir bahwa tagihan sebesar 40 ribu euro lebih dalam sepuluh bulan
berarti Saal (atau anaknya) menghabiskan satu jam 12 menit di taksi setiap hari.
Asosiasi anti-korupsi Perancis, Anticor, telah mengancam akan membawa kasus ini ke pengadilan jika Saal tidak mundur.
"Ini tentang uang publik dan uang dalam jumlah besar,” kata kepala Anticor, Jean-Christophe Picard kepada harian Le Parisien pada Selasa.