Paris, CNN Indonesia -- Peringatan Hari Buruh Internasional juga digelar di Paris, Perancis, dalam sebuah aksi yang digawangi oleh partai sayap kanan, Front Nasional, pimpinan Marine Le Pen. Namun aksi itu tidak berjalan mulus akibat gangguan dari aktivis feminis yang bertelanjang dada.
Insiden ini terjadi hanya selang beberapa menit setelah Le Pen memulai pidatonya yang menyerang pemerintah berkuasa. Diberitakan Reuters, (1/5), tiba-tiba dari balkon bangunan di dekat podium berdiri tiga wanita dari organisasi Femen yang bertelanjang dada.
Tiga wanita berambut pirang ini lantas mengangkat tangan, berhormat ala Nazi. Di dada mereka ada tulisan "Heil Le Pen", dengan bendera merah berkibar dengan lambang Partai Front Nasional, mirip lambang Nazi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 10 menit kemudian, ketiganya diringkus oleh petugas. Le Pen menyindir tindakan mereka.
"Sangat bertentangan jika kalian menyebut diri feminis tapi mencoba mengganggu acara yang merupakan tribut bagi Joan of Arc," kata Le Pen.
Ini bukan gangguan satu-satunya yang dialami Le pen saat berpidato. Sebelum aksi tidak senonoh aktivis Femen, Jean-Marie, ayah Le Pen yang juga pendiri partai tersebut tiba-tiba naik panggung.
Padahal pria 86 tahun ini sudah dilarang untuk berpidato atau berkomentar apapun menyusul perkataannya soal Perang Dunia II. Jean-Marie turun sendiri dari panggung tanpa berkata apa-apa dan pergi tidak mendengarkan pidato putrinya.
Dalam pidatonya, Le Pen menyerang pemerintahan Presiden Francois Hollande yang menurut dia telah menyebabkan perekonomian memburuk dan pengangguran bertambah.
Dia juga mengkritik Hollande dan presiden sebelumnya Nicolas Sarkozy yang mencoba menjegal partainya di pemilu 2017 mendatang.
Partai Front Nasional Perancis dikenal sebagai kubu sayap kanan ekstrem yang menolak kebijakan imigran dan keistimewaan bagi pemeluk agama tertentu, terutama Islam. Le Pen mencoba membatasi imigran dari Timur Tengah dan Asia serta menolak pembangunan masjid dan mendukung larangan berjilbab di Perancis.
Menurut dia, kebijakan Hollande telah memberikan ruang bagi imigran untuk mengubah Perancis menjadi negara Syariah.
"Mereka telah membiarkan imigran dalam jumlah besar tinggal di Perancis. Mereka telah mencabut pin granat fundamentalisme Islam," ujar Le Pen.
(den/den)