Baltimore, CNN Indonesia -- Enam anggota polisi di Baltimore, Amerika Serikat, akhirnya didakwa atas kasus pembunuhan warga kulit hitam. Langkah jaksa ini disambut dengan suka cita oleh warga Baltimore yang sebelumnya turun ke jalan dalam aksi protes diskriminasi yang berujung rusuh.
Menurut jaksa penuntut Marilyn Mosby dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters, Jumat (1/5), warga kulit hitam, Freddy Gray, tewas karena luka leher parah akibat disiksa dalam penangkapan dan dimasukkan ke dalam mobil van polisi 12 April lalu atas tuduhan kepemilikan senjata tajam.
Gray akhirnya tewas sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit. Menurut Mosby, enam orang polisi yang terlibat dalam penangkapan itu dianggap lalai dan gagal mencari bantuan medis kendati pria 25 tahun itu telah dua kali meminta pertolongan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keenam polisi itu didakwa atas berbagai kejahatan terhadap Gray, mulai dari pembunuhan tingkat dua, pembunuhan hingga penyerangan dan pelanggaran tugas. Pembunuhan tingkat dua terancam hukuman maksimal 30 tahun penjara, sedangkan dakwaan lainnya antara tiga hingga 10 tahun.
Usai pemakaman Gray awal pekan ini, masyarakat kulit hitam turun ke jalan, memicu kerusuhan dan penjarahan, beberapa mobil dibakar. Ratusan orang ditahan polisi.
Mosby mengatakan penyelidikan lanjutan akan dilakukan.
Disambut gembiraKasus Gray adalah satu dari banyak insiden yang melibatkan polisi dan warga kulit hitam di Amerika Serikat, menyiratkan permasalahan rasialisme dan diskriminasi yang mendalam di negara tersebut.
Presiden Barack Obama ikut berkomentar terkait keputusan ini, mengatakan bahwa kebenaran harus ditegakkan. Dia juga berharap aksi protes akan berlangsung damai.
Dakwaan terhadap para pelaku di kasus Gray disambut gembira oleh warga, sebagian tidak percaya. Usai dakwaan dibacakan, warga Baltimore larut dalam suka cita, berteriak, melompat, dan membunyikan klakson mobil.
"Saya kaget mereka didakwa, tapi saya senang. semua orang gembira dan larut dalam perayaan, padahal belum tahun Baru," ujar seorang warga, James Crump, 46.
Keriangan juga terlihat di media sosial, dengan dukungan yang terus mengalir bagi warga Baltimore.
"Saya duduk dan menyaksikan Marilyn Mosby berbicara dan usai dia mengumumkannya saya menangis...seseorang akhirnya mengambil langkah yang benar," ujar pengguna Twitter, TaviBabi.
Sebelum pengumuman Mosby, beberapa aksi menentang diskriminasi polisi akan digelar di beberapa kota di AS, seperti di Chicago, New York, Seattle, Dallas, San Fransisco dan Oakland, pada akhir pekan ini. Namun pengumuman Mosby diprediksi akan meredakan ketegangan dan mengubah nuansa demonstrasi nanti.
(den)