Atlanta, CNN Indonesia -- Seorang dokter di Amerika Serikat terinfeksi virus Ebola di bagian matanya. Padahal beberapa bulan lalu dia telah dinyatakan bebas Ebola setelah pulang bertugas dari Sierra Leone.
Diberitakan New York Times, Kamis (7/5), Dr. Ian Crozier, 44, sempat dinyatakan terjangkit Ebola pada September 2014 setelah bertugas menjadi relawan WHO di Sierra Leone. Saat itu dia dipulangkan untuk dirawat di Rumah Sakit Universitas Emory di Atlanta, Georgia.
Crozier menjalani perawatan intensif, mengenakan alat bantu pernafasan selama 12 hari serta menjalani cuci darah akibat gagal ginjal selama hampir sebulan. Dia akhirnya dinyatakan bebas Ebola pada Oktober setelah nyawanya hampir melayang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia dinyatakan sembuh kala itu. Namun kurang dari dua bulan kemudian, dia mengalami pembengkakan dan tekanan darah tinggi di mata kirinya, membuat sebelah matanya menonjol dan sakit. Selain itu, dia juga mengalami nyeri otot dan sendi, mudah lelah dan mulai kehilangan pendengaran. Hal yang sama dialami banyak pasien di negara-negara Afrika Barat.
Crozier akhirnya kembali ke Emory untuk menjalani perawatan lagi. Cairan di matanya disedot dan kembali diuji apakah mengandung Ebola. Pengujian menunjukkan mata kirinya positif terdapat virus yang belum ada penangkalnya itu.
Lima hari berikutnya, pembengkakan di mata Crozier terus terjadi dan penglihatannya mulai memudar. Tiga hari kemudian, pembengkakan mulai berkurang, namun penghilatannya menjadi sangat buruk.
Tiga bulan setelah matanya didiagnosis menderita Ebola, kondisinya membaik dan penglihatannya kembali.
Kasus Crozier memberikan pandangan baru soal Ebola. Sebelumnya para ahli sudah tahu bahwa virus ini bisa bertahan di sperma selama berbulan-bulan, namun belum diketahui apakah hal yang sama bisa terjadi di cairan tubuh yang lain.
Dr. Jay Varkey, ahli penyakit infeksi menular yang menangani Crozier mengatakan bahwa sistem kekebalan tubuh memegang peranan besar dalam perang melawan Ebola. Hal ini yang terjadi pada Crozier, saat kekebalan tubuhnya berhasil mengalahkan Ebola.
Laporan Ebola pada mata Crozier dipublikasikan di jurnal medis New England Journal of Medicine kemarin dan para dokter telah membahasnya di konferensi Association of Research in Vision and Ophthalmology di Denver, Amerika Serikat.
Banyak para penderita Ebola mengalami kebutaan di Afrika Barat. Untuk mencegah penyebarannya, Crozier berangkat ke Liberia April lalu bersama beberapa dokter untuk memeriksa mata para mantan korban Ebola.
Data WHO pada Rabu lalu menunjukkan bahwa korban Ebola saat ini mencapai lebih dari 11 ribu orang di Afrika Barat. Lebih dari 26 ribu orang masih menderita Ebola di tiga negara terparah, yaitu Sierra Leone, Libera dan Guinea.
Kendati jumlahnya masih banyak, namun penyebarannya mulai menurun. Bahkan WHO akan menyatakan pada pekan ini bahwa epidemi Ebola berakhir di Liberia, kecuali jika muncul kasus baru di negara itu.
(den)