Uni Eropa Bendung Arus Imigran dari Mediterania

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2015 03:26 WIB
Dalam 18 bulan terakhir, sekitar 5 ribu pengungsi dari Mediterania telah meregang nyawa karena berusaha mengungsi ke Eropa melalui jalur laut.
Uni Eropa berencana menggunakan aksi militer untuk mencegah arus imigran dari Mediterania. (REUTERS/Antonio Parrinello)
New York, CNN Indonesia -- Berbagai alasan, mulai dari harapan akan penghidupan yang lebih baik, bencana alam, hingga konflik berkepanjangan di negara asal, digunakan negara-negara Eropa yang rutin kebanjiran imigran tiap tahunnya.

Akan tetapi meski imigran menimbulkan sejumlah permasalahan tersendiri di negara-negara Eropa seperti merebaknya xenophobia, hingga rasialisme, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, menegaskan menyelamatkan nyawa imigran saat ini merupakan prioritas utama pihaknya.

Pasalnya dalam 18 bulan terakhir, sekitar 5 ribu pengungsi dari Mediterania telah meregang nyawa karena berusaha mengungsi ke Eropa melalui jalur laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan hanya sebuah keadaan darurat secara humanis, melainkan juga krisis keamanan, karena penyelundupan imigran berhubungan dengan aktivitas teroris," ujar Mogherini seperti dilansir Deutsche Welle, Senin (11/5).

"Prioritas utama kami adalah menyelamatkan nyawa dan menghindari semakin banyak korban jiwa di laut (saat berusaha menyeberang ke Eropa)."

Mogherini sendiri saat ini berada di Amerika Serikat untuk mencari dukungan terhadap rencana Uni Eropa, yang bertujuan membendung gelombang imigran yang datang dari Mediterania.

"Kami tidak dapat bekerja sendiri, kami membutuhkan rekan jika ingin mengakhiri tragedi ini," ujar Mogherini melanjutkan.

Dengan lebih dari 1.800 imigran yang meninggal pada tahun ini saja, Mogherini menekankan arus imigran tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan penanggulangan dengan cepat.

Aksi Militer

Anggota Komite Keamanan Uni Eropa: Inggris, Perancis, Lithuania, dan Spanyol, saat ini sedang bekerja sama dengan Italia untuk merancang rencana mengatasi krisis imigran tersebut.

Selama berbulan-bulan, Italia dan juga negara-negara Eropa Selatan lainnya, telah berusaha meminta bantuan dari negara-negara Uni Eropa lainnya. Terlebih setelah insiden akhir bulan lalu, ketika 800 imigran tenggelam saat sebuah kapal karam di lepas pantai Libya.

Kini dalam rancangan yang disarankan oleh Uni Eropa, mereka mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menghancurkan kapal-kapal yang digunakan oleh penyelundup imigran.

Akan tetapi rencana untuk melibatkan aksi militer tersebut, dikutuk oleh organisasi hak asasi manusia, yang merasa Uni Eropa seharusnya lebih fokus untuk memperluas jalur hukum bagi para imigran untuk mencapai dataran Eropa. (har/har)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER