Jepang, Filipina dan Vietnam Kerja Sama di Laut China Selatan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2015 16:30 WIB
Filipina, Jepang dam Vietnam meningkatkan kerja sama di Laut China Selatan di tengah kecaman internasional atas reklamasi Tiongkok di wilayah tersebut.
Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang disengketakan oleh lima negara lainnya, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina dan Jepang menggelar latihan gabungan angkatan laut pertama di Laut China Selatan pada Selasa (12/5). Sementara itu, penjaga pantai Jepang bekerja sama dengan Vietnam pada pekan ini.

Dua kapal perusak Jepang dan sebuah kapal perang Filipina berpartisipasi dalam latihan keselamatan maritim di sebelah barat Manila di Laut China Selatan yang dikenal dengan nama CUES.

Sumber dari penjaga pantai Jepang mengungkapkan salah satu kapal Jepang berada di Vietnam untuk melakukan latihan operasi pencarian dan penyelamatan pada pekan ini. Latihan ini menyusul perjanjian antara Jepang dan Filipina untuk memperketat kerjasama keamanan pada Januari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara pekan lalu, Filipina dan tim penjaga pantai Jepang meluncurkan latihan anti-pembajakan di Filipina.

Selain pelatihan militer, Jepang juga memasok 10 kapal penjaga pantai untuk Filipina, dan sejumlah kapal patroli bekas untuk angkatan laut Vietnam.

Latihan gabungan ini juga terjadi di tengah kecaman internasional terhadap reklamasi Tiongkok di sekitar tujuh terumbu di Kepulauan Spratly, dan kekhawatiran militer Filipina bahwa Beijing akan mencoba memaksakan zona eksklusif di atas wilayah yang disengketakan.

Pelatihan gabungan ini dinilai tidak akan mengkhawatirkan Tiongkok, kerena negara tirai bambu itu sudah beberapa kali mengadakan pelatihan serupa dengan Amerika Serikat.

Namun kehadiran kapal angkatan laut Jepang di Laut China Selatan tak ayal menjadi sinyal meningkatnya minat Jepang di wilayah tersebut.

Pakar keamanan Narushige Michishita, dari Tokyo National Graduate Institute for Policy Studies menilai bahwa Jepang tengah berusaha membangun hubungan yang konstruktif dengan Tiongkok yang telah lama menjadi rivalnya.

"Namun, dengan cara yang tak mencolok, Jepang mengirimkan pesan kepada pemimpin Tiongkok bahwa jika mereka berupaya memperluas kekuatan, negara-negara lain akan menghentikannya," kata Michishita, dikutip dari Reuters, Selasa (12/5).

Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang disengketakan oleh lima negara lainnya, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.

Bulan lalu, Beijing membela reklamasi yang mereka lakukan dengan menyatakan bahwa pulau baru tersebut akan menyediakan layanan sipil, seperti fasilitas prakiraan cuaca, pencarian dan penyelamatan penerbangan, yang akan menguntungkan negara lain.

Meskipun tidak ikut bersengketa di Laut China Selatan, Tokyo khawatir bahwa dominasi Beijing di wilayah itu dapat memberikan Tiongkok kendali atas saluran air internasional, yang digunakan dalam sebagian besar perdagangan Jepang. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER