Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan bahwa pembicaraan damai mengenai program nuklir Korea Utara masih jauh.
Berbicara di Seoul, Korea Selatan, Kerry mengatakan Washington terus menawarkan kesempatan untuk meningkatkan hubungan sebagai imbalan jika Korea Utara menunjukkan tanda-tanda untuk mengakhiri program nuklirnya.
“Hingga saat ini, khususnya dengan provokasi akhir-akhir ini, jelas bahwa DPRK sangat jauh dari memenuhi standar itu,” kata Kerry dalam sebuah konferensi pers, merujuk pada nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“(Korea Utara) justru meningkatkan senjata nuklir dan rudal balistik,” lanjutnya.
Korea Utara saat ini berada di bawah sanksi berat AS dan PBB karena melakukan uji coba nuklir dan rudal.
Kerry mengatakan Korea Utara kemungkinan akan diseret ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) jika terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Dan jika itu terjadi, maka sanksi lebih berat akan dijatuhkan.
Pyongyang mangkir dari pembicaraan dengan AS, Rusia, Korea Selatan dan Tiongkok terkait penghentian program nuklir dan sebagai gantinya, akan diberikan penghargaan di bidang diplomatik dan ekonomi.
Korea Utara baru-baru ini melakukan uji coba dengan menggunakan kapal selam berpeluncur rudal balistik, memicu ketegangan di kawasan Semenanjung Korea.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang, setelah konflik pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
(stu)