Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara mengancam akan menyerang angkatan laut Korea Selatan yang dituding melanggar teritorial lepas pantai barat semenanjung Korea.
Diberitakan Reuters, Jumat (8/5), peringatan ini diserukan saat musim memancing kepiting tahunan yang biasanya jatuh pada Juni di lepas pantai barat semenanjung Korea. Angkatan laut kedua negara pernah bertempur di bulan yang sama pada 1999 dan 2002, menewaskan beberapa pelaut.
Pada Maret 2010, kapal Korsel terkena serangan torpedo sehingga karam dan menewaskan 46 awaknya. Korsel menuduh Korut adalah dalang di balik penyerangan tersebut. Namun, tudingan tersebut dibantah Korut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai sekarang, akan ada serangan dengan target yang tidak diumumkan terhadap kapal-kapal angkatan laut boneka yang melanggar perbatasan militer maritim kami di perairan pantai barat," demikian kutipan pemberitaan di media resmi Korut, KCNA, menyebut AL Korut sebagai boneka Barat.
Seorang pejabat dari Kantor Kepala Staf Korsel menyebut ancaman Korut tersebut gila. Ia mengatakan bahwa kapal angkatan laut Korsel tidak melewati garis batas lepas pantai barat sejak perang Korea berakhir pada 1953.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, mengatakan bahwa ancaman Korut tersebut adalah bentuk distorsi terhadap fakta. Kim mengancam bahwa Korut akan menyesal jika tetap melakukan serangan tersebut.
Selama beberapa pekan belakangan, Korut juga menuduh Korsel mencemarkan air di wilayah tenggara sebagai agresi. Menurut Korut, intrusi tersebut dilakukan dengan dalih patroli menjaga perairan dari kapal asing.
Korsel memang berpatroli berkala di wilayah tersebut untuk menghentikan pencurian ikan oleh kapal Tiongkok.
secara teknis, Korut masih berperang dengan Korsel. Pasalnya, Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai.
Hingga saat ini, Korea Utara masih menghadapi sanksi berat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atas tes rudal dan nuklirnya.
(den)