Beijing, CNN Indonesia -- Dengan tangis, nyanyi dan tawa, 30 pegiat wanita meninggalkan Beijing untuk memulai perjalanan kontroversial menuju Korea Utara yang bertujuan meminta perdamaian di semenanjung yang terpisah itu.
Ke-30 pegiat ini kemudian akan menyeberangi zona demiliterisasi, DMZ, yang dijaga ketat untuk memasuki wilayah Korea Selatan.
Koordinator internasional kelompok yang bernama WomenCross DMZ mengatakan bahwa rombongan pegiat, termasuk juga pegiat hak perempuan Amerika Serikat Gloria Steinem, ini merencanakan dua perjalanan damai dan simposium perdamaian di Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahn, warga Amerika asal Koreaa, mengatakan ini saatnya menggunakan pendekatan berbeda dalam menyelesaikan krisis di semenanjung Korea dan membantah bahwa aksi ini merupakan kegiatan mencari nama yang naif.
"Kami tidak berharap aksi jalan kami bisa menghapus konflik yang sudah berjalan selama tujuh dekade ini,” ujar Ahn kepada wartawan di Beijing pada Selasa (19/5).
"Saya memandang dengan menyeberangi DMZ, kami berhasil mengatasi keyakinan bahwa pemisahan ini sudah permanen,” tambahnya.
Meski bernama zona demiliterisasi, DMZ adalah salah satu perbatasan yang paling dijaga ketat oleh militer . Hanya ada tiga pos pemeriksaan perbatasan Korea yang bisa dilalui oleh warga kedua engara itu, meski hal itu jarang dilakukan
Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih dalam keadaan perang setelah PErang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan traktat perdamaian. Korea Utara mendapat berbagai sanksi akibat uji coba senjata nuklir, dan penyelidikan yang dilakukan PBB menemukanbahwa negara itu melakukan serangkaian penyiksaan, antara lain kamp penjara dan penyiksaan.
Korea Selatan dan Korea Utara telah memberi ijin kelompok perempuan ini untuk melakukan aksi jalan pada 24 Mei, yang merupakan hari Perempuan Internasional bagi Perdamaian dan Perlucutan Senjata.
 Para pegiat perempuan internasional ini akan berjalan menyeberangi garis demiliterisasi dari Korea Utara ke Korea Selatan. (Reuters/Kim Kyung-Hoon) |
Tetapi kelompok ini belum mendapat ijin dari Komando PBB yang bertanggungjawab atas titik penyeberangan Panmunjom tempat tentara Korea Selatan dan Korea Utara setiap hari berdiri bersebrangan.
Para pegiat ini akan “bertemu dengan kaum perempuan Korea Utara”, mengunjungi rumah sakit bersalin, taman kanak-kanak, dan pabrik di Pyongyang.
(yns)