Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan badan pengungsi PBB, UNHCR dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM) melaporkan bahwa dari data awal, diketahui bahwa imigran asal Bangladesh yang terdampar di Aceh belakangan ini merupakan pria lajang yang ingin mencari pekerjaan demi penghidupan yang lebih baik di negara tetangga.
"Data terakhir sebagian besar ialah laki-laki Bangladesh dan lajang, jadi bukan pengungsi karena tekanan politik tapi pekerjaan," kata Deputi Seswapres Bidang Kajian Politik, Dewi Fortuna Anwar di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (20/5), setelah bertemu dengan perwakilan UNHCR dan IOM.
Berdasarkan laporan ini, lanjut Dewi, maka imigran asal Bangladesh tidak bisa diperlakukan seperti pengungsi Rohingya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka harus dipulangkan, tentu ini harus ada kerja sama dengan pemerintah Bangladesh," kata Dewi menjelaskan.
Selain itu, perwakilan Komisioner UNHCR, Thomas Vargas mendesak negara-negara yang terkait dengan imigran Rohingya dan Bangladesh untuk berbagi tanggung jawab.
"Respon yang baik dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Tapi yang sangat penting adalah pemerintah terkait saling berbagi tanggung jawab," kata Thomas di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (20/5).
Thomas menjelaskan saat ini banyak wanita dan anak-anak di berbagai lokasi penampungan. Oleh karena itu, bantuan lain yang tak kalah penting adalah upaya menyatukan individu yang terpisah dengan keluarganya.
Dalam pertemuan Indonesia, Malaysia dan Thailand di Putrajaya pada Rabu, RI dan Malaysia sepakat mengupayakan penampungan sementara bagi ribuan imigran yang masih terkatung-katung di tengah laut.
Namun, penampungan ini hanya berlangsung selama satu tahun, setelah itu para imigran akan direpatriasi, dipulangkan kembali ke negara asal.
Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, jumlah imigran asal Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di Aceh sebelumnya telah mencapai 1.346 orang. Jumlah ini belum termasuk ratusan imigran yang terdampar di perairan Aceh pada Rabu (20/5) pagi.
Kemenlu saat ini masih menunggu hasil verifikasi yang dilakukan UNHCR dan IOM soal status imigran tersebut.
Sementara, jumlah imigran di Indonesia yang saat ini menunggu resettlement saat ini telah mendekati angka 12 ribu jiwa.
(ama/stu)