Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Syeikh Abdullah pada Jumat (29/5) malam.
Dalam rilis Kemenlu yang diterima oleh CNN Indonesia, dalam pertemuan tersebut kedua menlu membahas isu-isu yang mendesak seperti krisis pengungsi di Asia Tenggara serta isu kemitraan Indonesia dengan negara-negara Teluk.
Namun dalam pertemuan itu, Retno juga membahas nasib WNI TKI Cicih binti Aing Tolib yang pada 19 Mei lalu divonis hukuman pancung oleh pengadilan di Abu Dhabi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno meminta agar UEA meninjau kembali kasus Cicih sekaligus mendekati keluarga korban guna mendapatkan pemaafan.
“Menanggapi permintaan tersebut, Menlu Syeikh Abdullah menyampaikan bahwa tanpa diminta pun pemerintah UEA akan membantu Cicih sebagaimana diharapkan. Pemerintah UEA juga akan membuka akses seluasnya bagi KBRI untuk memberikan perlindungan, termasuk melakukan kunjungan selama Cicih dipenjara,” bunyi pernyataan dari Kemlu.
Cicih adalah TKI asal Karawang, Jawa Barat, yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap bayi majikannya yang baru berusia empat bulan pada 2013 lalu.
“Atas upaya pengacara KBRI, pengadilan banding pada 2014 memutuskan untuk mengulang proses peradilan dengan majelis hakim baru. Namun demikian, pengadilan ulang tetap menjatuhkan vonis mati kepada Cicih hingga persidangan terakhir yang berlangsung tanggal 19 Mei lalu,” tulis Kemenlu.
Sebelumnya, keluarga Cicih mengajukan permohonan bantuan kepada Presiden Joko Widodo agar membantu pembebasan Cicih.
"Mohon bantuannya bapak Presiden agar kasus ini selesai dan kakak saya cepat pulang dan bisa kumpul sama keluarga lagi," ujar Nuryati, adik Cicih, di Kantor Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), pada 6 Mei lalu.
(stu)