Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah kecamuk perang di Yaman yang tak kunjung usai, pemerintah berhasil mengevakuasi sekitar 90 WNI dari kota pelabuhan Aden, Yaman menuju Djibouti pada Senin (13/4) pagi dengan menggunakan kapal.
Menteri Luar Negeri RI Retno mengungkapkan bahwa sebelumnya pemerintah tak dapat mengevakuasi WNI dari kota yang menjadi lokasi pusat pemerintahan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi tersebut karena situasi kemananan yang tidak memungkinkan.
"Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah, warga negara kita yang berada di Aden tadi pagi pukul 07.34 waktu setempat sudah berhasil kita evakuasi menuju Djibaouti dengan menggunakan kapal," kata Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno mengungkapkan proses evakuasi di Aden sudah berjalan sejak malam di pelabuhan. Namun, karena sudah enam jam kapal belum juga sampai di pelabuhan, WNI harus menunggu hingga pagi keesokan hari, dan akhirnya berhasil dievakuasi pada pukul 07.34 pagi waktu setempat.
Selain mengevakuasi WNI, Retno menambahkan pemerintah juga membantu mengevakuasi 67 warga negara Malaysia dan 3 warga negara Thailand dari kota tersebut.
Retno menjabarkan bahwa pada pagi hari ini, terdapat 91 WNI sudah mendarat dengan selamat dengan menumpang pesawat TNI Angkatan Udara. Para WNI tersebut sebagian besar berangkat dari Salalah, Oman setelah berhasil keluar dari Tarim, Hadhramaut, Yaman.
Menlu menyebutkan bahwa hingga saat ini, terdapat sekitar 1.684 WNI yang telah berhasil keluar dari Yaman, dengan 1.002 WNI sudah berada di tanah air, sementara 682 akan segera diterbangkan ke Indonesia.
Juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Christiawan Nasir, menyatakan bahwa besok, Selasa (14/4), terdapat sekitar 360 WNI yang akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, setelah diterbangkan dari Salalah.
Saat ini, proses evakuasi WNI selanjutnya akan difokuskan dari kota Tarim dan Mukalla yang cenderung lebih kondusif. Inilah yang terkadang menjadi alasan WNI untuk tidak merasa perlu untuk kembali ke tanah air.
"Tapi sekali lagi situasi bisa berubah tiap saat dari kondusif menjadi tidak kondusif. Himbauan dari pemerintah tetap kita lakukan agar semua WNI mau untuk dievakuasi," kata Retno.
Saat ini, terdapat sekitar 584 WNI dari Tarim yang telah berhasil mencapai Salalah, Oman. Rencananya, para WNI ini akan diterbangkan ke Indonesia melalui pesawat sewaan.
"Begitu pula dengan WNI yang di Al-Mukalla, bertahap kita akan tarik ke Salalah. Jadi Salalah akan jadi basis kita untuk memulangkan WNI ke Indonesia," kata Retno.
Kecamuk perang terus berkobar di Yaman, dua pekan setelah koalisi internasional pimpinan Arab Saudi menggempur markas pemberontak Syiah Houthi. PBB telah menyerukan perundingan damai antara pihak yang bertikai, namun tidak ada tanda-tanda tersebut dalam waktu dekat.
(ama/ama)