Boston, CNN Indonesia -- Seorang pria Muslim yang ditembak di Boston Selasa lalu diketahui berencana untuk memenggal kepala polisi Amerika Serikat, seperti disampaikan dalam pengadilan Rabu (3/6).
Seperti diberitakan CNN, Usaamah Abdullah Rahim, 26, ditembak polisi hingga tewas setelah mengacungkan pisau ke arah aparat. Dalam laporan pengadilan, Rahim yang telah lama dimata-matai FBI sempat berbicara pada seorang kawannya bernama David Wright akan membunuh polisi.
"Saya akan mengincar mereka, pria-pria berpakaian biru itu," tulis laporan pengadilan, berdasarkan pengakuan FBI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komunikasi Rahim dan Wright terekam oleh FBI yang menyadap percakapan telepon mereka. Tidak main-main, usai mengatakan hal itu Rahim memesan tiga pisau besar sepanjang 20 hingga 25 cm di internet.
Rahim dan Wright, 24, juga terekam bercanda soal "kepala di dada." Agen FBI Joseph Galietta mengatakan bahwa kalimat itu diyakini merujuk pada praktik pemenggalan oleh ISIS yang meletakkan kepala yang telah terpotong di dada korban.
Wright yang ditahan polisi Selasa malam di Everett, pinggiran Boston, juga sempat mengimbau Rahim untuk memusnahkan komputer dan ponsel pintarnya agar tidak ada bukti-bukti rencana mereka yang bisa digunakan polisi.
Mengenakan T-shirt hitam, Wright dihadirkan di pengadilan atas dakwaan konspirasi menghalangi penyelidikan polisi, terancam hukuman lima tahun penjara.
Rahim sendiri telah sejak tahun lalu diawasi 24 jam oleh Gugus Tugas Terorisme Gabungan FBI. Rahim awalnya berencana keluar negeri bersama kawannya yang lain untuk melakukan serangan, namun pada Selasa dia mengaku berubah pikiran dan akan menyerang polisi di Massachusetts.
Menurut Komisaris Polisi Boston William Evans, saat polisi dan agen FBI akan menangkap Rahim untuk diinterogasi di sebuah parkiran pada Selasa pagi itu, pria ini mengeluarkan pisaunya.
"Saat polisi memintanya menjatuhkan senjata tersebut, Rahim mengatakan 'jatuhkan senjata kalian'," ujar laporan pengadilan.
Polisi memperlihatkan rekaman CCTV peristiwa itu, menyusul keraguan beberapa pihak yang mengatakan bahwa Rahim ditembak di punggung dari belakang.
Penegak hukum di Boston saat ini memang dalam keadaaan siaga penuh menyusul vonis mati terhadap Dzhokhar Tsarnaev pelaku pengeboman Boston Marathon tahun 2013 yang menewaskan tiga orang dan melukai 264 lainnya.
(stu)