ISIS Serukan 71 Militan untuk Lancarkan Serangan di AS

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 16:03 WIB
ISIS kembali menebar ancaman dengan mengatakan bahwa ada 71 simpatisan mereka yang siap melakukan serangan di beberapa titik di Amerika Serikat.
Sebanyak 23 militan ISIS sudah bersedia untuk melancarkan serangan seperti penembakan di depan pameran karikatur Nabi Muhammad di Texas pada Minggu (3/5) lalu. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS kembali menebar ancaman dengan mengatakan bahwa ada 71 simpatisan mereka yang siap melakukan serangan di beberapa titik di Amerika Serikat.

"Kami memiliki 71 tentara terlatih di 15 negara berbeda yang siap menunggu perintah kami untuk menyerang target manapun yang kami inginkan," demikian kutipan keterangan ISIS dalam salah satu situs mereka pada Selasa (5/5) seperti dikutip Sputnik.

ISIS kemudian menjabarkan beberapa negara yang dijadikan target, yaitu Virginia, Maryland, Illinois, California, dan Michigan. Menurut pesan tersebut, 23 di antara tentara tersebut sudah bersedia untuk melancarkan serangan seperti penembakan di depan pameran karikatur Nabi Muhammad di Texas pada Minggu (3/5) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengumuman tersebut, ISIS kembali mengklaim bahwa mereka merupakan dalang dari serangan tersebut. Penggagas pameran karikatur ini, Pamela Geller, disebut sebagai target utama penyerangan.

Kedua pelaku, Elton Simpson dan Nadir Soofi, sempat melepaskan tembakan ke arah petugas keamanan sebelum akhirnya polisi menembak mati mereka.

Melalui pengumuman ini, ISIS berkelit bahwa kegagalan tersebut adalah sebuah kesengajaan untuk menunjukkan betapa mudahnya mereka mengorbankan nyawa bagi Tuhan.

"Kami tahu bahwa target kami dilindungi. Tujuan kami adalah untuk menunjukkan betapa mudahnya kami mengorbankan nyawa demi Allah," tulis ISIS.

Sementara ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan, aparat AS belum menemukan indikasi bahwa kelompok teror di Irak dan Suriah tersebut memiliki kontak langsung dengan Simpson dan Soofi yang tinggal di Phoenix.

Tak lama setelah kejadian, aparat AS memang langsung melakukan investigasi untuk menelaah apakah insiden tersebut berhubungan dengan aksi jaringan terorisme internasional. Namun, hanya ditemukan bukti kecil bahwa salah satu pelaku merupakan simpatisan ISIS. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER