Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi terorisme yang belakangan terjadi di Arab Saudi ternyata memberikan dampak bagi para pemuda negara itu. Kementerian Urusan Islam Saudi menyatakan bahwa partisipasi para pemuda negara ini dalam media sosial meningkat dengan drastis terkait pembahasan soal terorisme.
Kementerian tersebut meluncurkan Kampanye Sakina, yang bertujuan untuk mengukur opini publik terhadap Daesh, istilah yang biasa dipakai negara-negara Timur Tengah untuk menyebut ISIS. Untuk menyosialisasikan kampanye tersebut, pihak kementerian membuat akun media sosial.
Menurut kementerian, serangan di sejumlah masjid di daerah Al-Qudaih dan Dammam meningkatkan lalu lintas di akun sosial media tersebut. "Para pengunjung situs media sosial kami telah meningkat sebesar 180 persen," kata Abdulmonem Al-Mushawah, Kepala Kampanye Sakina, dikutip dari Al-Arabiya, Kamis (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Media sosial memungkinkan para pemuda untuk lebih berpartisipasi mengemukakan opini yang lebih kritis seputar isu-isu dunia," kata Al-Mushawah melanjutkan.
"Terlepas dari sisi agama, para pemuda bersatu untuk menentang Daesh dan aksi teroris," ujar Mushawah.
Al-Mushawah menyatakan bahwa gerakan melawan terorisme kini bukan lagi tugas resmi pemerintah, namun tanggung jawab bersama setiap masyarakat.
"Banyak pemuda berpendapat dan berdebat langsung dengan simpatisan terorisme di akun media sosial mereka. Generasi muda berani dan menantang agenda Daesh di berbagai tingkatan," kata Mushawah.
"Mereka datang dari berbagai penjuru Saudi, dari latar belakang Sunni dan Syiah, bersatu untuk menghormati para korban dari dua insiden tersebut dan membela keamanan nasional," ujar Mushawah.
Pakar keamanan, Ahmad Al-Mowkli, menyatakan bahwa teknologi dan revolusi informasi secara drastis telah mengubah dinamika komunikasi dan kesadaran dalam masyarakat.
"Di masa lalu, hanya para pakar yang dapat berbicara tentang topik tertentu. Saat ini, siapa saja dapat menyuarakan pendapat mereka tentang apa pun," kata Mowkli.
"Komunikasi berjalan sangat cepat dan kita mampu menjangkau jutaan orang lainnya," kata Mowkli melanjutkan.
Oleh sebab itu, menurut Mowkli, meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu hal menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Dengan media sosial, masyarakat tak hanya berbagi pengalaman dan pendapat dengan orang lain yang sependapat, namun juga kepada mereka yang memiliki pendangan berbeda.
"Sebuah contoh efek positif dari teknologi dan revolusi informasi adalah cara masyarakat umum dan pemuda berurusan dengan terorisme," kata Mowkli.
"Di masa lalu, terorisme adalah awan gelap yang kabur, yang memberikan kengerian bagi semua orang. Kini terorisme adalah topik diskusi terbuka," ujar Mowkli melanjutkan.
(ama/stu)