Thailand Teruskan Buru Pelaku Perdagangan Manusia

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2015 22:07 WIB
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa pemerintahannya memiliki komitmen serius untuk menanggulang perdagangan manusia.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa pemerintahannya memiliki komitmen serius untuk menanggulang perdagangan manusia. (Reuters/Kham)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa pemerintahannya memiliki komitmen serius untuk menanggulang perdagangan manusia.

Amerika Serikat tahun lalu menurunkan peringkat Thailand ke tiga negara pelanggar perdagangan manusia terburuk, bersama Iran dan Korea Utara. Peringkat ini disusun berdasar upaya tiap negara untuk mengatasi perdagagan manusia.

Chan-ocha memerintahkan tindakan keras terhadap perdagangan manusia sejak Mei lalu setelah penemuan 33 mayat di kuburan massal di dekat perbatasan dengan Malaysia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan keras inilah yang membuat banyak pelaku pedagangan manusia tidak berani mendaratkan kapal mereka di Thailand untuk menuju Malaysia lewat darat. Akibatnya, ribuan imigran gelap asal Rohingya Myanmar dan Bangladesh terkatung-katung dan terdampar di perarian Indonesia dan Malaysia.

Pemerintah Thailand dituduh oleh banyak kelompok HAM karena ketidakpedulian, bahkan terlibat dalam perdagangan manusia yang menyebabkan kamp-kamp perdagangan manusia tersebar di sepanjang perbatasan negara itu.

"Pemerintah menunjukkan niat yang jelas untuk serius dan efisien memerangi dan mengatasi masalah perdagangan manusia," kata Prayuth selama upacara pembukaan yang menandai "hari anti-perdagangan manusia" pertama Thailand pada 5 Juni lalu.

Prayuth mengatakan tantangan dan skala perdagangan manusia di depan adalah nyata, yang disebabkan kemiskinan dan ketidaksetaraan.

"Masalah perdagangan manusia bukan merupakan sesuatu yang dapat kita pecahkan dalam rentang waktu singkat," kata dia. "Ini adalah masalah yang kompleks yang telah terakumulasi dalam jangka waktu yang panjang."

Polisi Thailand mengatakan mereka telah mengeluarkan 84 surat perintah penangkapan terkait perdagangan manusia, dan 51 tersangka telah ditangkap sejauh ini, termasuk seorang jenderal militer Thailand dengan pangkat tinggi.

Prayuth bersumpah untuk melanjutkan tindakan keras dan menghukum berat mereka yang mendapat keuntungan dari perdagangan manusia.

"Siapa pun yang terlibat dengan masalah ini—apakah warga atau pejabat pemerintah, polisi, tentara atau siapapun—jika mereka mencari nafkah dari sesama manusia, kami akan memastikan mereka tidak memiliki tempat di masyarakat," kata Prayuth.

"Kami tidak akan membiarkan mereka pergi atau lunak pada mereka. Jika mereka memiliki bisnis, kami akan menutupnya.” (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER