Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh intelektual dan pakar linguistik Amerika, Noam Chomsky menyatakan tidak antusias terhadap kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat ini maupun terhadap kemungkinan mantan menteri luar negeri Hillary Clinton menggantikan Obama sebagai pemimpin AS pada periode selanjutnya.
Lahir dari keluarga imigran Yahudi di Philadelphia pada 1928, bapak linguistik modern ini kerap dikenal sebagai tokoh anti perang dan pengkritik pemerintahan AS.
Dalam wawancara dengan media independen WND, Chomsky memaparkan bahwa pandangan politiknya terbentuk sesuai dengan masa kecilnya yang sempat merasakan sulitnya kehidupan pada masa Depresi Besar pada akhir 1920.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(
Baca juga: Noam Chomsky: Serangan Paris Sibak Tabir Kemunafikan Barat)
Chomsky, yang termasuk dalam daftar "tokoh intelektual top dunia" dalam jajak pendapat tahun 2005, menyatakan bahwa dia tidak kecewa dengan pemerintahan Obama saat ini karena dia "tidak pernah mengharapkan apapun dari Obama."
"Jadi, saya bukan salah satu dari mereka yang kecewa," kata Chomsky.
"Saya menulis tentang dia sebelum pemilihan pendahuluan pada 2008, hanya berdasarkan apa yang tertulis di halaman situs resmi miliknya. Dan cara dia menampilkan dirinya, menurut saya, tampak seperti seorang yang oportunis," kata Chomsky.
"Idealisme yang diusungnya tidak bisa dianggap serius. Kebijakannya yang paling dia banggakan, menurut saya, sangat mengerikan," ujar Chomsky menambahkan.
Mendekati akhir kepresidenan Obama, Chomsky diminta untuk memberikan penilaian tentang dampak dari pemerintahan Obama.
"Hal yang pemerintah anggap sebagai prestasi besar mereka, yaitu Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau, hanyalah sebuah langkah kecil untuk menghadapi skandal internasional," kata Chomsky.
"Sistem perawatan kesehatan AS keterlaluan, dengan biaya sekitar dua kali dari biaya dengan masyarakat yang serupa, setidaknya per kapita, dan menyebabkan beberapa hasil yang terburuk," ujar Chomsky.
Menurut Chomsky, biaya perawatan kesehatan warga AS seharunya dibayarkan oleh pemerintah
"Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau merupakan langkah kecil yang tidak diinginkan oleh masyarakat," kata Chomsky menegaskan.
"Hampir dua pertiga dari masyarakat mendukung perawatan kesehatan nasional (dalam undang-undang). Namun hal itu ditolak mentah-mentah tanpa diskusi. Namun, (perawatan kesehatan) saat ini merupakan langkah yang lebih baik dari sebelumnya," kata Chomsky.
Selain soal perawatan kesehatan publik, Chomsky mengkritik kebijakkan Obama yang memperbolehkan penggunaan pesawat nirwak, atau drone dalam memberantas para pemimpin jihad di Timur Tengah. Soal hal ini, Chomsky menyatakan bahwa sang presiden "telah mencabut prinsip yang didirikan di Magna Carta, 800 tahun yang lalu."
"Unsur utama dari Magna Carta adalah pembentukan praduga tak bersalah, bahwa seseorang tidak bersalah sampai terbukti bersalah melalui proses hukum di pengadilan di hadapan rekan-rekan mereka," katanya.
"Dengan kampanye pembunuhan melalui pesawat nirwak, Obama pada dasarnya mengabaikan prinsip ini, seakan menyatakan bahwa seseorang bersalah jika Gedung Putih memutuskan mereka bersalah dan berpotensi menyakiti kami," kata Chomsky.
"Jika negara lain yang melakukan hal ini, seperti Iran, kami akan mempertimbangkan untuk perang nuklir," kata Chomsky mengutarakan pendapatnya.
Chomsky juga sangat kritis terhadap perluasan kebijakan Administrasi Keamanan Nasional era Obama untuk mengawasi warga AS.
"Negara sampai melakukan pengawasan ke tingkat sangat ekstrem hanya untuk mengendalikan penduduknya. Saya rasa itu tidak bermoral," kata Chomsky.
Chomsky juga menyatakan bahwa dia tidak antusias dengan pencalonan Hillary Clinton sebagai presiden. Ditanya apakah akan terdapat perbedaan jika Hillary menjadi penerus Obama, Chomsky berkata, "(Hillary) mungkin akan bersikap sedikit lebih militan."
Chomsky menolak bahwa profesinya sebagai pakar linguistik berhubungan dengan kritik kerasnya terhadap pemerintahan AS.
Chomsky bahkan tidak peduli bahwa pendiri kelompok al-Qaidah memiliki dua bukunya, “Necessary Illusions: Though Control in Democratic Societies” and “Hegemony or Survival: America’s Quest for Global Dominance” yang ditemukan di dalam markas persembunyian bin Laden menjelang kematiannya di tangan tentara AS.
"Mengapa saya peduli terhadap buku apa yang Osama bin Laden baca?" kata Chomsky yang telah menulis lebih dari 100 buku ini.
Chomsky mencatat bahwa terungkapnya dokumen yang diambil dari tempat persembunyian bin Laden di Pakistan menunjukkan bahwa bin Laden memiliki berbagai bahan bacaan, termasuk publikasi yang ditulis oleh CIA.
(ama/ama)