Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa Indonesia tengah bersiap menjadi pusat Islam moderat dunia, khususnya ketika berbagai negara Timur Tengah kini dilanda sejumlah konflik.
(Baca juga:
Jokowi Dukung Perguruan Tinggi Islam Moderat Berdiri di RI)
"Pada saat kondisi di negara-negara Islam di Timur Tengah dan Afrika mengalami banyak kesulitan dan diperkirakan jangka panjang, maka Indonesia mempunyai peran yang besar untuk pemikiran-pemikiran Islam yang moderat," kata JK usai melantik Badan Perguruan Tinggi Islam (BPTIS di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK menjelaskan saat ini banyak karya-karya peradaban Islam dari Arab yang menjadi sumber peradaban dunia. Namun Indonesia sendiri belum memiliki kemampuan menghasilkan karya yang serupa bagi Islam ditengah dominasi penduduk Indonesia merupakan agama Islam.
Sebelumnya, JK menyatakan bahwa salah satu cara untuk tampil sebagai pusat Islam moderat dunia adalah lewat pembangunan perguruan tinggi.
"Indonesia akan punya pusat penelitian, pusat pengembangan pikiran-pikiran agama internasional," kata JK dalam pidato pembukannya di Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI, Tegal, Jawa Tengah (7/6).
JK mengatakan bahwa Indonesia siap mengeluarkan dana untuk proyek pembangunan ini hingga 10 triliun. JK yakin Indonesia sudah memiliki potensi sekaligus peluang untuk mencapai hal tersebut, sehingga akan dengan mudah dilakukan oleh para ahli intelektual dan pelaku pendidikan tanah air.
Pemerintah pusat juga telah menginstruksikan pada Gubernur Jawa Barat untuk persiapkan lahan sebesar 200 Ha untuk mengumpulkan seluruh ilmuwan dan cendikiawan Islam demi merealisasikan proyek ini.
Presiden Jokowi menyambut baik gagasan pembentukan perguruan tinggi Islam moderat bertaraf internasional di Indonesia.
Anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki mengatakan, Presiden dalam arahannya meminta agar ajaran Islam moderat di Indonesia perlu dijaga, sebab dapat meningkatkan citra Islam di Indonesia yang cinta damai.
Dengan berbagai upaya semacam ini, lanjut Teten, diharapkan pemikiran bahwa Islam identik dengan terorisme dan antidemokrasi dapat terpatahkan.
(ama/ama)