Tikrit, CNN Indonesia -- Ratusan warga yang telah tiga bulan mengungsi kembali ke Tikrit pada Senin (15/6) setelah tentara pemerintah Irak merebut kampung halaman Saddam Hussein itu dari tangan ISIS.
Dibantu oleh pasukan relawan Syiah dan serangan udara Amerika Serikat, pasukan pemerintah menghalau pemberontak dari Tikrit dalam pertarungan selama sebulan sejak April. Kota tersebut ditinggalkan sejak saat itu.
Seperti dilansir dari Al-Arabiya, Selasa (16/6), seorang pejabat setempat dan seorang sumber dalam operasi di provinsi salahuddin mengatakan pemerintah menyewa bus untuk mengangkut lebih dari 300 keluarga kembali ke Tikrit dari tenda pengungsian tempat mereka tinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konvoi 50 Keluarga yang berangkat dari Samarra di Selatan dan Kirkuk di Utara ke Tikrit dikawal polisi.
Militan menduduki Tikrit, sekitar 140 kilometer utara Baghdad, pada akhir Juni lalu, memukul mundur tentara Irak yang telah jatuh mentalnya. Tentara Irak baru bisa melawan ISIS setelah mendapatkan bantuan dari militan Syiah dan koalisi udara Amerika Serikat.
Kebanyakan dari warga Tikrit melarikan diri pada saat pasukan keamanan Irak dan militan Syiah memulai penyerangan untuk merebut kembali kota. Kebanyakan warga mengaku frustasi karena hampir tidak bisa kembali ke rumah mereka.
"Kami sangat senang ketika kembali. Ini sulit dipercaya kami melihat Tikrit lagi," kata Adnan al-Tikriti, warga setempat.
"Kota telah mati. Tidak ada pasar, tidak ada layanan. Listrik dan air tidak tersedia, mereka mengerjakan itu dan menunggu seberapa cepat mereka bisa menyediakan kami layanan tersebut," katanya.
Para pejabat Irak mengaku khawatir ISIS bisa kembali datang ke wilayah-wilayah yang berhasil direbut dengan menyusup di antara warga yang kembali.
Saat ini lebih dari 3 juta orang mengungsi di Irak sejak konflik pecah pada awal tahun 2014.
(den)